Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam waktu dekat akan memberikan vaksin booster alias vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada masyarakat.
Dalam keterangannya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan pola distribusi yang digunakan masih sama seperti distribusi vaksin lainnya.
"Untuk pola distribusinya mengikuti proses yang ada saat ini," katanya mengutip ANTARA.
Ia mengatakan tahap distribusi dilakukan oleh PT Bio Farma. Tentunya, produksi dilakukan setelah produk vaksin mendapat izin edar penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bio Farma mendistribusikan produk vaksin dengan armada khusus yang mampu menjaga suhu ideal rantai dingin, yakni 2-8 derajat Celcius menuju fasilitas penyimpanan vaksin khusus di masing-masing provinsi.
Seperti diketahui, vaksin merupakan produk biologis yang mudah rusak jika dibiarkan pada suhu tertentu. Karenanya, dalam mendistribusikan dan menyimpannya pun butuh fasilitas khusus.
Selanjutnya pemerintah daerah setempat melanjutkan proses distribusi hingga ke lokasi penyuntikan para peserta menggunakan boks dingin yang dapat mempertahankan suhu 2-8 derajat celcius.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan vaksinasi untuk masyarakat. Vaksinasi booster ideal diberikan dengan interval enam bulan sejak suntikan dosis lengkap vaksin primer.
Terkait petunjuk pelaksanaan teknis penyuntikan termasuk takaran dosis yang diberikan, Nadia mengatakan masih menunggu hasil uji klinik dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). "Tunggu juknisnya," katanya.
Baca Juga: BPOM: Vaksin Merah Putih Bisa Kantongi Izin Juni Mendatang
Nadia menambahkan pelaksanaan vaksinasi booster dimulai di kabupaten/kota dengan kriteria 70 persen terpenuhi dosis 1 untuk seluruh masyarakat sasaran dan 60 persen lansia.
Nadia memastikan jenis vaksin yang akan digunakan sebagai booster telah aman bagi masyarakat karena sudah melalui uji klinik.
Dihubungi secara terpisah Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan pihaknya hingga saat ini masih berkoordinasi dengan BPOM terkait jenis vaksin yang akan digunakan sebagai booster.
"ITAGI masih menantikan rekomendasi dari BPOM terkait jenis vaksin yang akan digunakan," katanya.
Sri mengatakan vaksin booster bisa berupa vaksin jenis yang sama maupun yang berbeda. Adapun platform vaksin COVID-19 yang beredar di Indonesia saat ini berjenis inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.
Kepala BPOM RI Penny K Lukito yang dikonfirmasi melalui pesan singkat belum memberikan komentar hingga tenggat pengiriman berita ke meja sunting.
Berita Terkait
-
Sukses Intervensi Penurunan Stunting, Gubernur Ahmad Luthfi Terima Penghargaan Kemenkes
-
Admedika Hadirkan VIP Lounge di RSUP Kemenkes Surabaya, Tingkatkan Kualitas Layanan
-
Anomali Gizi Proyek PMT: KPK Butuh Sampel Biskuit untuk Jerat Koruptor Alkes Ibu Hamil
-
Lowongan Kerja Kemenkes Oktober 2025: Ini Jadwal, Posisi, Syarat dan Cara Daftarnya
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya