Suara.com - Para ahli mengklaim bahwa 40% dari populasi global akan terinfeksi Omicon dalam dua bulan ke depan. Namun sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa Covid-19 akibat strain tersebut tidak menyebabkan penyakit parah.
Ada beberapa aspek yang menjadi penyebab mengapa Omicron tidak mengakibatkan penyakit parah, salah satunya dari sistem kekebalan, yakni sel T.
T dalam hal ini adalah 'timus', sebuah kelenjar yang terletak di tengah rongga dada, tepatnya di antara paru-paru. Bentuknya seperti tabung dan terdiri dari dua bagian.
Sel T ini bekerja secara berbeda dari antibodi. Ketika sel ini terinfeksi virus, sel T akan 'mengambil' protein lonjakan yang terletak di pemukaan virus, lapor The Conversation.
Sebagian sel T melawan virus, sementara yang lainnya disimpan sebagai perlindungan di masa depan ketika terinfeksi patogen yang sama.
Sebenarnya, sistem kekebalan memiliki beberapa 'lapisan' perlidungan. Antibodi merupakan perlindungan pertama, tugasnya menghentikan virus agar tidak memasuki sel.
Sementara Sel T merupakan perlindungan kedua. Ketika virus menginfeksi sel, sel T akan melawan dan membunuh sel tersebut, menghentikan virus.
Sel T ini sudah dibentuk dari vaksin Covid-19, yang dirancang untuk melawan strain virus corona sebelumnya, sehingga masih bisa melawan Omicron.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sel T yang dihasilkan vaksin mempertahankan kemampuannya untuk melawan Omicron dengan cara tersebut.
Baca Juga: Kepri Masih Nihil Kasus Omicron, Perketat Pakai Alat Deteksi SGTF
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia