Suara.com - Pengembangan dan penelitian seputar sel T menjadi pembicaraan hangat, di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Sejumlah peneliti menyebut sel T mampu melindungi tubuh dari Covid-19. Bahkan, ada yang menyebut kemampuannya lebih ampuh daripada antibodi. Benarkah?
Dirangkum Suara.com, berikut ini fakta seputar sel T dan hubungannya dengan antibodi virus Corona Covid-19.
1. Sel T versus Antibodi
Sel T adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh dan membantu melindungi tubuh dari infeksi. Sementara antibodi adalah kumpulan sel darah putih.
Berbeda dengan cara kerja sel T, Kumpulan sel darah putih ini menggagalkan infeksi dengan dua cara berbeda, yaitu membantu memacu sel B dan 'pembela' kekebalan tubuh lainnya untuk bekerja, sementara sel T akan membunuh patogen dan menghancurkan sel yang terinfeksi.
2. Sel T mencegah infeksi Covid-19
Penelitian yang terbit dalam jurnal Nature menemukan bahwa di antara 68 sampel orang dewasa sehat di Jerman yang belum terpapar virus corona, 35 persennya memiliki sel T dalam darah mereka yang reaktif terhadap virus corona.
Sel T adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh dan membantu melindungi tubuh dari infeksi.
Baca Juga: Studi Peneliti Yale: Virus Corona Covid-19 Berisiko Merusak Sel Otak Pasien
Jadi bagaimana sistem kekebalan mereka memiliki sel T reaktif jika mereka tidak pernah memiliki Covid-19?
"Sistem kekebalan itu mungkin didapat pada infeksi virus corona endemik sebelumnya," kata para peneliti, yang terdiri dari berbagai institusi dari Jerman dan Inggris.
3. Pasien sembuh terlindungi oleh Sel Tangkal
Dilansir The Health Site, pasien dengan gejala yang lebih parah juga dapat menghasilkan sel T spesifik yang melindungi dari virus.
Mereka juga menemukan orang sehat tanpa paparan virus sebelumnya juga memiliki sel T SARS-CoV-2 reaktif. Artinya, sel T tersebut dapat bereaksi silang dengan infeksi yang berkaitan dengan virus corona.
Berdasarkan temuan mereka, para peneliti dapat mengkonfirmasi bahwa tanggapan sel T yang lebih spesifik pada SARS-CoV-2 bervariasi pada pasien dari waktu ke waktu, tergantung pada keparahan penyakit.
Tag
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Body Toner untuk Mencerahkan Kulit: Daki Rontok dengan Modal di Bawah Rp100 Ribu
-
Masuk Sel Khusus One Man One Cell, Begini Hidup Ammar Zoni Selama Meringkuk di Lapas Nusakambangan
-
Jebloskan Ammar Zoni ke Sel Khusus Nusakambangan, Ditjenpas Sebut Peringatan Keras!
-
Menyentuh! Bripka Handoko Izinkan Anak Tahanan Tidur di Luar Sel demi Peluk Ayahnya
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia