Suara.com - Dinda Hauw sempat kebingungan mencari menu MPASI untuk anaknya, Arshaka ketika pergi liburan bersama suaminya, Rey Mbayang ke Turki.
"Jujur waktu pas kemarin ke Turki itu sedikit kerepotan, karena Sakha lagi awal MPASI jadi aku masih meraba gitu aduh ini makannya gimana, terus cari makan apa," kata Dinda Hauw di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (10/1/2022).
Rey Mbayang dan Dindau Hauw mengaku kebingungan ketika mencari makanan untuk bayi MPASI di minimarket. Sampai akhirnya, ia pun menemukan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk anaknya berupa snack.
Hal yang wajar terjadi bagi orangtua baru kebingungan mencari menu MPASI yang tepat untuk bayinya. Tapi, orangtua perlu mengetahui pentingnya MPASI ketika anak sudah menginjak usia 6 bulan.
Karena, anak sudah membutuhkan nutrisi tambahan selain ASI atau susu formula ketika menginjak usia 6 bulan. Orangtua juga perlu mengetahui kalau pemberikan MPASI yang baik harus sesuai dengan usia bayinya.
Dilansir dari Hellosehat, menu MPASI bayi terbagi menjadi dua, yakni menu MPASI campuran dan MPASI tunggal.
Menu MPASI tunggal merupakan makanan padat pendamping ASI yang hanya terdiri dari satu jenis makanan. Misalnya, Anda memberi bayi bubur beras selama 14 hari.
Anda juga bisa mencampurkannya dengan berbagai macam tambahan makanan lain, seperti daging, telur, buah-buahan, keju, sayuran dan lainnya.
Tapi, WHO menyarankan menu MPASI bagi bayi usia 6 bulan terdiri dari beragam sumber makanan. Karena, satu jenis makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi harian bayi yang terus meningkat.
Baca Juga: 7 Langkah Cegah Penyebaran Virus Corona Covid-19 di Sekolah
Dalam hal ini, MPASI tunggal bukannya memperkaya asupan makanan bayi tetapi justru membatasi pilihan makanan dan zat gizinya.
Berikut ini, beberapa pilihan menu MPASI untuk bayi menurut WHO.
- Sayuran yang dihaluskan, seperti wortel, kentang, dan brokoli
- Buah-buahan yang dihaluskan, seperti apel, pir, mangga, pepaya, alpukat dan pisang
- Bubur dari nasi, tepung beras atau tepung beras merah
- Sereal khusus bayi
- Makanan sumber zat besi
- Telur
Setelah bayi sudah menerima makanan tersebut dengan baik, Anda bisa memberikan makanan lainnya yang lebih bervariasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci