Suara.com - Hasil uji coba fase 2 dari suntikan booster vaksin Covid-19, Covaxin dipastikan mampu memberikan kekebalan yang persisten.
Dr. Krishna Ella, Ketua dan Direktur Pelaksana Bharat Biotech, menyampaikan tujuannya mengembangkan vaksin Covid-19 global untuk melawan virus corona Covid-19 sudah tercapai.
"Uji coba vaksin Covid-19 Covaxin terkontrol pada fase 2, yakni double-blind menunjukkan tingkat keamanan jangka panjang tanpa efek samping serius," kata Dr Krishna dikutip dari Times of India.
Suntikan booster vaksin Covid-19 adalah vaksin Covid-19 dosis ketiga yang diberikan sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuh.
Suntikan booster ini dianjurkan ketika kekebalan yang diperoleh dari dosis awal dan kedua mulai berkurang.
Suntikan booster vaksin Covid-19 diperlukan untuk melindungi orang dengan gangguan kekebalan yang tidak merespon dengan baik pada dua dosis pertama dan kedua.
Suntikan booster vaksin Covid-19 ini bertujuan memberikan perlindungan kepada tubuh setelah jangka waktu tertentu ketika efek vaksin mulai berkurang.
Saat ini, vaksin Covishield dan Covaxin sedang menyediakan suntikan booster vaksin Covid-19. Seseorang bisa mendapatkan suntikan booster dari vaksin Covid-19 yang sama denagn dosis sebelumnya.
Sementara itu, vaksin Covovax dan Corbevax tidak memenuhi syarat sebagai suntikan booster vaksin Covid-19 di India.
Baca Juga: Betty White Meninggal karena Stroke, Kenali Penyebab dan Gejalanya!
Menurut Kelompok Penasihat Teknis Nasional India, seseorang bisa mendapatkan suntikan booster vaksin Covaxin ini setelah 9 hingga 12 bulan mendapatkan dosis kedua.
Bharat Biotech menemukan 6 bulan setelah pemberian dosis kedua vaksin Covaxin bisa meningkatkan kekebalan yang nyata dalam respons CD4+ T- dan CD8+ Tcell.
"Analisis menunjukkan, enam bulan setelah seri vaksinasi BBV152 dua dosis imunitas yang dimediasi sel dan antibodi penetralisir untuk strain homolog (D614G) dan heterolog (Alpha, Beta, Delta, dan Delta plus) bertahan di atas baseline)," kata Bharat Biotech.
Selanjutnya, antibodi penetralisir terhadap varian SARS-CoV-2 yang homolog dan heterolog meningkat 19 hingga 265 kali lipat setelah vaksinasi ketiga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat