Suara.com - Berbagai cara tengah dipersiapkan oleh pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus varian omicron. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan produksi alat S-Gene Target Failure (SGTF) atau tes PCR yang bisa mendeteksi virus dalam 4-6 jam varian omiron bakal rampung pada akhir Januari.
"Sekarang sudah kita siapkan mudah-mudahan bisa selesai produksinya akhir bulan ini nanti itu kita sebar," kata Budi Gunadi Sadikin dikutip dari ANTARA.
Alat SGTF bisa menjadi solusi tes cepat varian omicron. Selain itu alat tes ini relatif lebih murah dibanding alat genom sekuensing yang butuh hasil lebih lama.
"Genom sekuensing itu hanya ada di 12 laboratorium dan sekali tes satu reagennya Rp5 juta sampai Rp6 juta," ujarnya.
Budi mengatakan laporan dari hasil genom sekuensing yang relatif lama disebabkan jumlah laboratorium khusus genom sekuensing di Indonesia berjumlah 12 unit dengan jumlah alat tes 15 unit.
Sementara penggunaan alat tes PCR membutuhkan biaya berkisar Rp300 ribu per sampel dengan jumlah laboratorium pemeriksaan mencapai 1.100 unit di Indonesia.
"Nah sekarang pertanyaannya apakah kita mau gunakan genom sekuensing?, sebenarnya tidak perlu secara epidemiologis," katanya.
Ia mengatakan metode genom sekuensing diperlukan untuk melihat pola penyebaran varian COVID-19 dan melakukan upaya pencegahan secara dini.
"Genom sekuensing kita pakai di awal untuk melihat pola penyebaran, tapi kalau nanti semuanya sudah seperti Delta, ya sudah pakai tas PCR saja," katanya.
Budi menambahkan metode deteksi COVID-19 menggunakan tes antigen maupun PCR masih efektif untuk dilakukan. "Tapi masih lebih bagus PCR karena gold standard. Baik antigen maupun PCR terkonfirmasi masih bisa dan masih baik untuk mendeteksi virus COVID-19 apapun variannya," katanya.
Tapi untuk memisahkan varian Alfa, Beta, Delta, Gamma, atau Omicron perlu dibedakan memakai alat genom sekuensing.
"Tapi tetap karena sekarang kita pakai genom sekuensing berat, sekarang sudah ada variasi tes PCR yang namanya SGTF yang bisa mendeteksi mutasi tertentu yang unik seperti Omicron," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?