Suara.com - Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menyampaikan bahwa anak dan remaja belum perlu disuntik vaksin dosis ketiga atau booster Covid-19. Sebab, hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah kalau kelompok usia di bawah 18 tahun yang sehat memerlukan dosis booster.
Diakuinya, memang ada penurunan titer antibodi dari vaksin dari waktu ke waktu terhadap varian omicron yang menyebar dengan cepat dari virus corona. Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan siapa yang membutuhkan dosis booster.
"Tidak ada bukti saat ini bahwa anak-anak yang sehat atau remaja yang sehat membutuhkan booster. Tidak ada bukti sama sekali," ucapnya dalam konferensi pers WHO, dikutip dari Channel News Asia.
Sejumlah negara telah memberikan dosis booster Covid-19 kepada anak di bawah usia 18 tahun.
Di antaranya, Israel telah mulai memberikan vaksin booster kepada anak berusia 12 tahun. Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat pada awal bulan ini juga mengizinkan penggunaan dosis ketiga vaksin Pfizer dan BioNTech Covid-19 untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun.
Pekan lalu, Jerman menjadi negara terbaru yang merekomendasikan agar semua anak berusia 12-17 tahun menerima suntikan booster. Hongaria juga telah melakukan hal serupa.
Swaminathan mengatakan, kelompok ahli WHO akan bertemu akhir pekan ini untuk mempertimbangkan rekomendasi pemberian booster terhadap kelompok lebih muda.
Seperti pemberian dosis primer satu dan dua, Swaminathan menekankan bahwa pemberian booster juga harus memprioritaskan kelompok rentan.
"Tujuannya adalah untuk melindungi yang paling rentan, untuk melindungi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit parah dan sekarat. Mereka adalah populasi lanjut usia, orang-orang dengan gangguan kekebalan, kondisi yang mendasarinya, juga petugas kesehatan," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?