Suara.com - Kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron tak pelak membuat sebagian orangtua khawatir dengan berlanjutnya pembelajaran tatap muka alias PTM di sekolah.
Terkait hal ini, psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, M.Psi., Psi, membagikan sejumlah kiat mengurangi kecemasan serta kekhawatiran bagi orangtua yang melepas anak untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
“Pertama, kenali diri kita dulu kebutuhannya seperti apa. Apakah kita termasuk orang yang tipe pemikir atau tipe perasa,” ujar Samanta mengutip ANTARA.
Jika memiliki kecenderungan sebagai tipe pemikir, maka orangtua dapat menuliskan daftar hal apa saja yang dikhawatirkan serta memikirkan kembali seberapa penting dan dalamnya hal tersebut. Setelah itu, beri peringkat atau rating dari angka 1 hingga 10 untuk menilai tingkat kekhawatiran yang muncul.
“Yang paling dikhawatirkan, contohnya, takut anak ini tidak bisa menjaga prokes dengan baik di sekolah, maskernya suka dilepas. Misalnya, kekhawatiran itu nomor satu dibandingkan dengan yang lainnya. Lalu beri rating. Jadi kita akan tahu solusinya nanti apa,” terang Samanta.
Begitu pula apabila orangtua memiliki kecenderungan sebagai tipe perasa, metode yang digunakan masih serupa yakni dengan pemberian penilaian dari angka 1 hingga 10. Namun pada tipe ini, barometer tingkat kekhawatiran yang digunakan didasarkan pada perasaan.
“Setelah mengetahui kekhawatiran itu, kita tarik nafas, inhale lalu exhale. Selanjutnya kita bisa merasakan bahwa tingkat kekhawatiran, kepanikan, atau kecemasan kita bisa berkurang dengan menyadari bahwa ternyata kita tidak merasakan itu sendirian, ibu yang lain juga pasti merasakan,” katanya.
Selain membuat daftar tingkat kekhawatiran, Samanta juga merekomendasikan teknik lain untuk mengurangi kekhawatiran.
Orangtua dapat melakukan teknik dengan menyusun dan menuliskan satu kalimat afirmasi yang mengandung dua hal yang kebenaran (two things are true) sekaligus mencakup elemen frasa yang tampak berlawanan.
Baca Juga: Kasus Harian di Bogor Melonjak Tajam, Muad Khalim Minta Disdik Evaluasi PTM
“Jadi ada dua hal yang benar, tapi satu negatif dan satu lagi positif, lalu kita kombinasikan. Contoh kalimatnya: ‘Virus Omicron berbahaya dan saya mampu, kok, melalui ini’,” ujar Samanta.
Menurutnya, teknik tersebut membantu diri individu agar tetap berada dalam level optimis yang realistis. Teknik ini, kata Samanta, harus dilakukan dengan cara dituliskan sebab dengan begitu individu dapat lebih meresapi realita itu ke dalam pikiran serta bermanfaat untuk melatih ketenangan dan penghayatan.
“Kalimat seperti, ‘Ada virus Omicron yang katanya berbahaya dan saya mampu melaluinya’. Itu lebih optimis rasanya juga lebih realistis. Kita yang menulis dan membaca ulang itu jadi merasakan dan mengevaluasi kembali, ‘Oh iya, ya, kenapa saya bisa melalui ini’,” katanya.
Ketika orangtua merasa sudah lebih siap melepas anak untuk menjalankan PTM di sekolah, maka persiapan-persiapan lain dalam masa transisi dari PJJ ke PTM bisa dilakukan secara bertahap. Mulai dari membiasakan diri sendiri agar bangun tidur lebih awal, menyiapkan masker dan handsanitizer untuk anak, hingga menyiapkan suplemen tambahan untuk anak jika dibutuhkan.
Memastikan kesiapan fisik orangtua, kata Samanta, merupakan hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan aktivitas transisi keluar rumah, seperti mengantar atau mendampingi anak-anak ke sekolah.
“Kita kadang tidak sadar, dua tahun kita di rumah saja begitu keluar ke jalanan, apalagi di kota besar yang macet seperti Jakarta, kita jadi lebih terasa capeknya. Rasanya seperti berhari-hari pergi, padahal cuma beberapa jam saja,” katanya.
Berita Terkait
-
5 Mobil Listrik Kecil untuk Antar Jemput Anak Sekolah, Ada Alphard Mini Versi Murah
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Lita Gading Dokter Apa? Diperiksa Polisi usai Dilaporkan Ahmad Dhani
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
-
Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
-
Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
-
Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
-
Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!