Suara.com - Varian Omicron menyebabkan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di negara-negara dunia, tak terkecuali Indonesia.
Meski begitu menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), cepatnya lonjakan kasus Covid-19 karena varian Omicron juga akan dibarengi dengan penurunan kasus dan periode kesembuhan yang lebih cepat. Kok bisa?
Hal ini terbukti hasil data Kemenkes RI yang menunjukan di Indonesia sudah terdeteksi lebih dari 1.000 kasus varian Omicron, yang mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
Sedangkan kasus baru Covid-19 juga terus bertambah, per 21 Januari 2022 menunjukan dalam sehari terjadi 2.600 kasus baru, meski kasus kematian masih cenderung rendah, yakni 2 kematian baru.
Melihat pertambahan kasus ini, Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan ringannya gejala varian Omicron tidak lepas dari banyaknya masyarakat yang sudah divaksinasi Covid-19.
Selain itu, outbreak yang dikhawatirkan dari varian Omicron, yakni penularannya yang sangat cepat dibanding varian Delta.
"Jadi kita bisa lihat, bahkan puncak kasus akan cepat terjadi dan doubling timenya bisa lebih cepat. Kita bisa lihat dari 3.000, besok bisa 4.500, mungkin besoknya bisa 9.000, besoknya bisa 11.000," ujar Nadia dalam acara diskusi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Sabtu (22/1/2022).
Sehingga, kata Nadia, bukan hal aneh apabila nantinya gelombang lonjakan varian Omicron bisa terjadi sangat cepat dan tajam, tapi juga bisa melandai dengan cepat.
Hal ini tidak lepas dari varian Omicron yang memiliki banyak mutasi, sehingga dengan mudah lolos dari kekebalan yang dirangsang dari vaksinasi.
Baca Juga: Dua Pasien Positif Omicron Meninggal Dunia, Kemenkes: Keduanya Komorbid
"Makanya WHO dalam dua hari menyatakan varian Omicron itu dinyatakan sebagai varian of concern (VOC), karena begitu banyak mutasi yang ada di varian ini, selain itu, dia mengkombinasikan yang terjadi pada varian sebelumnya," papar Nadia.
Sehingga ia meminta masyarakat tidak perlu panik apabila sudah divaksinasi tapi dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron, karena gejalanya yang cenderung akan ringan atau tidak bergejala.
"Kita bisa lihat proteksi vaksinasi gejalanya ringan, atau bahkan data sekarang 80 atau 90 persen tidak bergejala, bahkan gejalanya ringan. Oleh karena itu proteksi vaksinasi pada individu, maupun vaksinasi yang bersama-sama kita kerjakan," tutup Nadia.
Berita Terkait
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Kasus Keracunan Meningkat, Makan Bergizi Gratis Kini dalam Pengawasan Ketat!
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
-
Kronologi Dokter Ahli Jantung Anak Tak Bisa Layani Pasien BPJS Padahal Mengabdi 28 Tahun di RSCM
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif