Suara.com - Penelitian untuk mencari tahu manfaat hingga efek samping obat hingga pil antivirus COVID-19 terus dilakukan di berbagai negara, termasuk Inggris.
Sayangnya, hambatan terjadi di Inggris, yang mengatakan bahwa mereka membutuhkan 6.000 orang lagi untuk uji coba pil antivirus COVID-19 molnupiravir buatan Merck guna mencari tahu bagaimana obat tersebut dapat diluncurkan ke kalangan lebih luas.
Regulator medis MHRA Inggris menyetujui pil produksi Merck dan Ridgeback Therapeutics pada November dan pemerintah telah meluncurkan studi nasional untuk menentukan cara terbaik penggunaan obat tersebut.
Kementerian kesehatan menyebutkan bahwa, walaupun sudah ada 4.500 partisipan yang mendaftar, ribuan partisipan lainnya masih dibutuhkan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Studi yang disebut Panoramic itu diluncurkan untuk mengevaluasi bagaimana antivirus tersebut sebaiknya digunakan pada penduduk yang sebagian besar telah divaksin, mengingat penelitian sebelumnya dilakukan pada orang-orang yang tidak divaksin.
"Antivirus menjadi elemen tambahan yang sangat penting bagi kami untuk menanggulangi COVID-19," kata kepala Satgas Antivirus Britania Raya.
"Mendatangkan partisipan untuk studi ini sangat penting, tidak hanya melindungi kelompok yang paling rentan saat ini, namun untuk memastikan bahwa kami dapat mendistribusikan lebih luas lagi obat-obat ini secepat mungkin."
Perdana Menteri Boris Johnson pekan lalu mengatakan akan menghapus kewajiban pemakaian masker, kebijakan bekerja dari rumah, dan sertifikat vaksinasi COVID-19 di Inggris. Ia menyebut pembelian antivirus, program pemberian dosis penguat vaksin (booster), dan tingkat keparahan varian Omicron yang lebih rendah sebagai alasannya.
Kemenkes mengatakan telah membeli 2,23 juta pil antivirus Merck dan 2,75 juta pil Pfizer yang belum digunakan.
Baca Juga: Pemain Liga Inggris Sewa Mantan Tentara Pasukan Khusus Demi Lindungi Rumah dari Pencuri
Pil antivirus Merck terbukti mengurangi jumlah pasien rawat inap dan kematian sekitar 30 persen dalam uji coba individu berisiko tinggi di awal terinfeksi.
Pemerintah mengatakan orang berusia 50 tahun ke atas, orang-orang yang memiliki penyakit penyerta yang dinyatakan positif COVID-19 ketika tes PCR, atau mereka yang tidak sehat dengan gejala COVID dalam lima hari terakhir, bisa mendaftar untuk berpartisipasi dalam studi tersebut. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Arsenal dan Manchester City Menang Telak, Ini Klasemen Liga Inggris
-
Ruben Amorim Minta Dipecat Andai Manajemen MU Lakukan Ini
-
Guardiola Pasang Harapan Besar ke Foden: Kunci Sukses Manchester City Musim Ini
-
Hantam MU 3-0, Guardiola Yakin Derby Jadi Titik Balik Manchester City
-
Brace Zubimendi Bawa Arsenal Gasak Forest, Arteta Beri Pujian Tinggi
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sindir Dirut Bank BUMN: Mereka Pintar Cuma Malas, Sabtu-Minggu Main Golf Kali!
-
Takut Pecah Belah Timnas Indonesia, Konflik STY vs Mees Hilgers akan Dibongkar Setelah Oktober
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Suntik Dana Rp200 Triliun, Menkeu Purbaya ke Para Bos Bank BUMN: Suruh Mikir, Mereka Orang Pintar!
-
Terbongkar! Tangan Kanan Akui Shin Tae-yong Memang Punya Masalah dengan Mees Hilgers
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?