Suara.com - Penurunan angka stunting tidak hanya penting untuk kesehatan anak, tapi juga masa depan bangsa dan negara.
Oleh karena itu, stunting alias kekerdilan merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani bersama, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Salah satu daerah yang berhasil menurunkan angka stunting secara cukup baik adalah Kabupaten Madiun. Alhasil, prestasi ini pun mendapat apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
"Saya berterima kasih kepada Pemkab Madiun, karena di sini stuntingnya sudah hampir sesuai standar Pak Jokowi di tahun 2024. Tapi tidak kemudian itu boleh berhenti, namun harus diusahakan nol. Madiun ini harus punya semboyan nol stunting," ujar Menko Muhadjir Effendy saat kunjungan kerja dalam rangka memantau capaian stunting dan pemanfaatan dana desa di Desa Simo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun.
Ia menjelaskan pemerintah masih terus mengupayakan pencapaian target penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024. Hal itu sebagaimana arahan Presiden Jokowi dalam rangka peningkatan kualitas pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
Adapun, Kabupaten Madiun dinilai telah berhasil dalam upaya menangani stunting. Berdasarkan laporan, per Agustus tahun 2021, angka stunting di Kabupaten Madiun mencapai 14,9 persen. Angka itu menurun signifikan dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar 24,94 persen.
Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan penanganan stunting di Kabupaten Madiun tidak terfokus pada satu dinas saja. Namun, penanganan stunting dilakukan dengan sistem "Integrated Development Plan" yang artinya sinergitas seluruh OPD karena masalah stunting adalah masalah yang kompleks.
"Stunting adalah masalah yang kompleks tidak bisa ditangani satu dinas saja, sehingga memerlukan penanganan dari semua pihak," jelas Bupati Ahmad Dawami.
Guna semakin menurunkan angka stunting di Kabupaten Madiun, pihaknya sudah membentuk tim pendamping keluarga yang di dalamnya ada bidan, PKK, dan kader KB. Semuanya berkolaborasi untuk menekan angka stunting di desanya masing-masing.
Baca Juga: Target Turunkan Stunting Hingga 14 Persen di Tahun 2024, Apakah Bisa Dicapai? Ini Kata Kemenko PMK
"Selain itu, yang tidak kalah penting, kami juga membentuk tim percepatan penurunan stunting. Tim itu intensif melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan stunting," katanya.
Menko PMK Muhadjir mengatakan fokus penurunan stunting tidak hanya pada daerah-daerah yang saat ini masih memiliki angka stunting tertinggi. Akan tetapi, pemerintah juga mendorong daerah-daerah lain bahkan hingga mencapai nol stunting.
Pihaknya optimistis akan semakin banyak daerah atau kabupaten/kota yang berhasil menurunkan angka stunting hingga di bawah 14 persen. Maka secara agregat Indonesia akan mampu mencapai target penurunan stunting sesuai yang dicanangkan pada tahun 2024.
Beberapa daerah yang diketahui masih memiliki angka stunting tertinggi, di antaranya Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
"Fokus ke daerah yang tinggi stunting bagus, tapi yang sudah berhasil ini harus dijadikan contoh. Saya optimistis di tahun 2024 untuk Kabupaten Madiun angkanya bisa di bawah 2 digit atau di bawah 10 persen, syukur-syukur nol," katanya.
Ia menegaskan bahwa penurunan stunting tidak bisa diintervensi hanya melalui satu sektor saja, melainkan harus komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Mulai dari pencegahan sejak masa remaja hingga setelah melahirkan terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Berita Terkait
-
Gencarkan Gemarikan di Lembang, Anggota DPR Ini Ajak Emak-emak Jadi Duta Gizi Atasi Stunting
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Veronica Tan Apresiasi Program Dua Telur Sehari di Kalteng, Selaras dengan MBG Presiden Prabowo
-
Dari Stunting ke Ekonomi: Program MBG Disiapkan Jadi Penggerak 3T
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha