Suara.com - Aktor Aliando Syarief mengatakan bahwa dirinya didiagnosis mengidap gangguan obsesif kompulsif atau Obsessive compulsive disorder (OCD) ekstrem sejak 2019 lalu.
Lelaki 25 tahun ini mengatakan penyakit mental yang diidapnya cukup membuatnya terganggu. Sebab, ia merasa seperti berdebat dengan pikirannya sendiri.
"Cukup mengganggu karena rasanya campur aduk. kita kayak berantem sama pikiran sendiri," tutur Aliando, dalam video Live Instagram dikutip Kamis (27/1/2022).
Ternyata, kondisinya ini pernah ia alami saat duduk di Sekolah Dasar kelas 2. Namun, saat itu ia mengabaikannya.
"OCDnya selesai karena gue berpikir bodo amat, jangan dipikirin. Jiwa kita lebih besar dari penyakit ini. Mungkin karena anak-anak, belum ada banyak pikiran. tapi di umur 25 ini, makin parah," sambungnya.
Banyak orang mencirikan pengidap OCD sebagai seseorang yang sangat terorganisir, rapi, atau bersih. Tetapi sebenarnya kondisi gangguan ini lebih dari penggambaran populer tersebut.
Berdasarkan Health Line, kondisi OCD membuat pengidapnya mengalami obsesif tak terkendali atas sesuatu hingga menyebabkan perilaku kompulsif atau berulang.
Perilaku berulang tersebut tidak melulu mengenai kebersihan atau mengorganisir sesuatu. Bisa jadi pengidapnya memikirkan hal menganggu secara berulang tanpa memiliki kendali untuk menghentikannya walau dirinya ingin berhenti.
Ketika kondisinya parah, OCD dapat menganggu hubungan, tanggung jawab, dan secara signifikan mengurangi kualitas hidup pengidapnya. Hal ini bisa sangat melemahkan.
Baca Juga: Tegas! Satgas Covid-19 Minta Pemda Turunkan Kasus Virus Corona Dalam Waktu Dua Pekan
Seperti namanya, OCD memiliki dua gejala khas, yakni:
- Obsesi, yang membuat pengidapnya memiliki pikiran menganggu tidak diinginkan
- Kompulsi, yang menyebabkan penderitanya melakukan suatu hal tak terkendali demi menghilangkan kecemasan atau stres atas pikiran yang mengganggunya
Meski tidak ada diagnosis OCD 'ekstrem', banyak penderita mungkin merasa gejalnya parah dan sangat memengaruhi kehidupan mereka.
Apa yang memicu OCD?
Menurut laman OCD UK Organization, pemicu merupakan sumber asli dari kekhawatiran obsesif, yang bisa berupa tempat, orang, atau objek yang memicu obsesi, perasaan tidak nyaman, atau bahkan dorongan kompulsif.
Pemicu dapat berupa objek fisik maupun pemikiran mental internal. Misalnya, penderita memiliki pikiran obsesif untuk melukai orang setiap kali melihat benda tajam. Jadi, benda tajam tersebut merupakan pemicu perilaku obsesi dan kompulsinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?