Suara.com - Pemerintah Kota Bogor mencatat kalau 21,4 persen pelajar SMP-SMA di wilayah tersebut masih menjadi perokok aktif. Sebagian besar siswa mengonsumsi rokok konvensional yang dibeli dari warung eceran.
Walikota Bogor Bima Aria mengatakan kalau para pelajar itu rata-rata menghabiskan uang jajannya sebanyak Rp 11 ribu hanya untuk membeli rokok.
"Ketika kita tanya darimana mereka membeli rokok, ini sebagian besar membeli rokok di warung. Kita tahu dari sini bahwa harga rokok ternyata masih bisa terjangkau oleh para remaja. Mereka bisa mengakses ini di warung, menghabiskan Rp 11.000 untuk rokok dan ini saya katakan masih terjangkau," kata Bima dalam diskusi virtual bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Rabu (2/2/2022).
Temuan itu berdasarkan survei Pemkot Bogor di 30 sekolah pada 2019 kepada pelajar kelas 2 SMP hingga 3 SMA dengan 56 persen di antaranya siswa laki-laki. Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa rata-rata pelajar Bogor mulai merokok sejak usia 12 tahun.
"Ini termasuk usia dini, masih 1 SMP. Mereka sangat rawan terpapar rokok," kata Bima.
Penjualan dan iklan maupun promosi rokok dalam bentuk apapun di warung juga supermarket sebenarnya telah dilarang dalam aturan Pemda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Bogor.
Namun, Bima mengaku pihaknya masih sering menemukan pelanggaran setiap kali melakukan sidak dadakan di warung juga supermarket.
Dari hasil survei pun terungkap kalau 82,3 persen siswa pernah melihat iklan atau promosi rokok di tempat penjualan warung. Selain itu, 7,3 persen anak mengaku pernah didekati sales rokok dalam ajang promosi dan selalu menawarkan produk gratis.
Kemudian, 6 persen siswa menggunakan barang dengan label nama perusahaan rokok, misalnya kaos, topi, pulpen, tas, dan lain-lain.
"Ini yang harus kita benahi dengan sidak warung terselubung ini," ujarnya.
Tetapi, yang juga mengkhawatirkan adanya 'penyelundupan' industri lokal dalam upaya promosi rokok secara halus kepada anak.
"Dengan cara yang lebih halus, tidak terbaca, tapi sebetulnya arahnya adalah mengajak anak untuk membeli produk rokok. Kadang-kadang enggak ada rokoknya bisa kita lihat. Mungkin iklan coklat atau kopi, ini yang kami lihat di warung-warung inilah yang bisa diakses oleh anak-anak," kata Bima.
Untuk mewujudkan KTR tersebut, Bima mengharapkan terus terjalin kerjasama antara polisi hingga komunitas untuk sama-sama membaca pola industri rokok yang menyasar anak-anak muda.
"Dan kita harus perkuat regulasi kita, bahkan mungkin mereduksi bagian-bagian yang perlu direvisi lagi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG