Suara.com - Setiap orang pasti memiliki rambut halus dan tipis di area wajah. Tapi, beberapa orang mungkin memilikinya lebih tebal dan kasar.
Rambut wajah yang terlalu lebat ini dikenal sebagai hirsutisme. Kondisi ini pastinya dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama gaya hidup.
Sebenarnya, ada banyak cara untuk menghilangkan rambut wajah yang lebat. Tapi dilansir dari Bright Side, Anda bisa memulainya dengan menghindari beberapa faktor pemicu pertumbuha rambut di wajah berikut ini.
1. Tidak memperhatikan paparan BPA
BPA adalah pengganggu endokrin yang bisa mengganggu hormon Anda. Contohnya, struk belanjaan yang Anda peroleh dari supermarket itu mengandung BPA 250 hingga 1.000 kali lebih besar dari jumlah BPA pada makanan kaleng.
Tubuh Anda dapat menyerap bahan kimia berbahaya ini melalui kulit. Saat tubuh menyera bahan kimia ini, BPA bisa memengaruhi kesehatan reproduksi dan sistem endokrin Anda.
Pada gilirannya, bahan kimia ini bisa menyebabkan pertumbuham rambut wajah yang tidak diinginkan. BPA dapat ditemukan dalam berbagai produk, termasuk botol air, serbet, dan kertas toilet.
2. Tidak punya waktu untuk olahraga
Meluangkan waktu untuk olahraga bisa membantu mengurangi pertumbuhan rambut wajah. Kelebihan berat badan bisa meningkatkan peluang Anda memiliki lebih banyak rambut di area dagu dan bibir atas.
Baca Juga: Indonesia Belum Pakai Vaksin Covid-19 Halal, MUI Desak DPR Panggil Kemenkes
Karena itu, cobalah lebih bisa meluangkan waktu untuk olahraga ringan atau sedang, seperti berenang atau berjalan untuk mencegah pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan.
3. Sering makan ikan
Ikan salah satu makanan yang menyehatkan. Tapi, konsumsi ikan terlalu sering membuat asupan protein Anda lebih banyak. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan rambut di wajah lebih cepat.
Apalagi, ikan berminyak seperti salmon dan mackerel terbukti meningkatkan testosteron pada wanita dan memiliki tingkat hormon yang lebih tinggi dari normal.
4. Selalu minum kopi
Beberapa orang kebiasaan selalu mengawali hari dengan minum kopi panas. Kopi memang bisa meningkatkan kewaspadaan, tetapi juga meningkatkan produksi testosteron.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial