Suara.com - Kasus positif Covid-19 harian di Indonesia mulai menurun di bawah 60 ribu selama tiga hari berturut-turut, sejak 18 Februari 2022. Setelah sebelumnya, kasus positif harian virus corona mencapai rekor tertinggi hingga 64 ribu per hari pada 16 Februari 2022.
Meski begitu, penurunan tersebut belum bisa dikatakan aman atau jadi pertanda gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia telah mereda. Epidemiologi Universitas Griffith Australia dr. Dicky Budiman mengatakan bahwa kasus positif masih harus dipantau dalam sepekan terakhir.
"Kita masih harus mengamati terutama di provinsi besar di pulau Jawa ini. Karena tren positif itu masih terjadi, artinya ya potensi penambahan masih ada. Untuk menentukan dan memastikan apakah sudah lewat puncak perlu waktu, perlu kesabaran, setidaknya satu minggu kita lihat, baru kita bisa putuskan," kata dokter Dicky, dihubungi suara.com, Senin (21/2/2022).
Pemantauan perlu dilakukan lebih dalam karena, menurut Dicky, Indonesia masih terbatas dalam melakukan kontak erat dan tes Covid-19 sebagai upaya deteksi dini kasus.
Meski secara data, angka keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19, dikatakan Kementerian Kesehatan, masih rendah, namun Dicky mengatakan tidak bisa selalu jadi ukuran.
"Karena masyarakat kita itu banyak kalau sakit ya di rumah saja, ngobatin sendiri. Sehingga kita masih harus menunggu dinamika ini dengan keterbatasan data yang kita miliki ini. Makanya kehati-hatian, kewaspadaan menjadi hal yang harus kita kedepankan," ujarnya.
Ia menambahkan, angka kasus positif harian memang termasuk salah satu indikator awal dalam penentuan laju pandemi. Tapi selain itu juga perlu diukur angka kesakitan dan tingkat keparahan yang terjadi di masyarakat.
"Terutama juga fatalitas kesehatan dan tingkat kematian menjadi indikator akhir. Dua hal indikator ini trennya masih banyak meningkat. Itu menunjukkan sebetulnya di hulunya masih banyak, itu berarti masih banyak yang tidak terdeteksi," ujarnya.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Australia Mulai Buka Penerbangan Internasional
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online