Suara.com - Pemerintah Indonesia disarankan tidak ikut-ikutan negara-negara lain yang telah menyatakan berdamai dengan Covid-19 dan mulai melonggarkan sejumlah aturan.
Menurut epidemiolog Universitas Griffith Australia dr. Dicky Budiman, langkah tersebut sebenarnya lebih mengarah terhadap tindakan politik ekonomi, bukan mengedepankan faktor kesehatan.
"Ada beberapa negara yang mendeklarasikan damai dengan Covid, ini cenderung ke arah politik ekonomi."
"Kebetulan saya bersama dokter Nyoman Kumara, epidemiolog senior mantan dirjen di Kemenkes, kita berkontribusi dalam Badan Kesehatan dunia untuk memberikan masukan tentang bagaimana kriteria akhir pandemi," kata dokter Dicky, dihubungi suara.com, Senin (21/2/2022).
Ia menambahkan, terdapat tiga hal yang menjadi kriteria untuk menandakan pandemi Covid-19 berakhir. Pertama, setidaknya suatu negara sudah memahami pola gelombang musiman atau potensi ancamannya dari virus corona SARS Cov-2 itu.
Menurut dokter Dicky, lonjakan kasus Covid-19 akan terus terjadi selama pandemi berlangsung, seiring dengan kemunculan varian baru pula. Hanya saja, seiring waktu, kemungkinan jeda gelombang akan semakin panjang.
"Ada pola musiman dua bulan, ada sampai empat bulan atau enam bulan. Ini yang tampaknya dari analisa saya makin kesana gelombangnya akan berjeda lebih panjang, antara empat sampai enam bulan dan semakin mengecil, semakin ke pinggir," karanya.
Ia menjelaskan, gelombang Covid-19 pada akhirnya nanti hanya akan terjadi di daerah atau negara dengan cakupan vaksinasi rendah.
Kemudian, kriteria kedua berkaitan dengan jumlah kasus ataupun prevalensi Covid-19 dibandingkan dengan penyakit infeksi saluran napas yang lain.
Baca Juga: Epidemiolog Sebut Puncak Omicron di Indonesia Ditentukan dari Daerah Penyumbang Kasus Terbanyak
Apabila, infeksi Covid-19 masih lebih dominan daripada infeksi saluran napas lain, maka belum bisa dikatakan terkendali.
"Berarti harus ada survailans yang memantau penyakit infeksi lain harus diperkuat," ujarnya.
Kriteria ketiga, mencakup bagaimana jumlah imunisasi Covid-19 secara global.
"Jadi kalau cakupan vaksinasi Global sudah meningkat atau setidaknya 70 persen sebelum akhir tahun, itu sudah bagus, akan menjadi bekal besar kita keluar dari masa krisis pandemi," kata dokter Dicky.
Ia mengingatkan bahwa mengenai status pandemi dari suatu penyakit, sepenuhnya menjadi kewenangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Oleh sebab itu, status pandemi tidak bisa dicabut jika hanya satu negara yang berhasil kendalikan wabah virus corona tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh