Suara.com - Ratu Elizabeth II positif Covid-19 dan sekarang sedang menjalani masa isolasi minimal lima hari, seperti yang tertera dalam peraturan di Inggris.
Ada kemungkinan sang Ratu berusia 95 tahun itu tertular virus corona di tengah wabah yang sedang meninggi di kastil Windsor. Pasalnya, selain sang Ratu, sejumlah orang di lingkungan kastil juga terinfeksi virus corona.
"Dia akan terus menerima perawatan medis dan bakal mengikuti semua pedoman yang sesuai," ujar istana Buckingham dalam sebuah pernyataan, dilansir ABC News.
Bagaimana isolasi bagi keluarga kerajaan?
Koresponden kerajaan ABC News, Juliet Rieden, mengatakan bahwa selama sang Ratu akan menghabiskan masa isolasi di Kastil WIndsor, tempatnya menghabiskan sebagian besar masa pandemi.
Pemerintah Inggris mengharuskan orang yang positif Covid-19 isolasi mandiri setidaknya selama lima hari, kemudian dites negatif dua hari berturut-turut sebelum dibolehkan untuk neraktivitas seperti biasanya.
Keluarga kerajaan telah berusaha keras selama pandemi untuk menjaga keamanan Ratu dengan membatalkan acara dan membatasi interaksi langsung.
Untuk sebagian besar waktu, nenek Pangeran William ini juga berada di HMS Bubble, tempat yang dijaga 22 staf khusus dan mereka tidak diizinkan kontak dengan dunia luar.
"Isolasi berarti dia tidak bisa berhubungan dengan orang lain sama sekali, jadi Ratu mungkin akan menerima serta mengirimkan makanan di luar pintu dan segala sesuatu seperti itu, seperti yang dilakukan orang dalam isolasi," sambungnya.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Ungkap Kasus Covid-19 Varian Omicron di 13 Provinsi Sudah Melebihi Puncak Delta
Dukungan medis untuk Ratu
Keluarga kerajaan memiliki tim medis lengkap yang dikenal sebagai rumah tangga medis, dipimpin oleh ahli gastroenterologi Sir Huw Thomas.
"Dia memiliki dokter dan dipantau secara teratur," imbuh Rieden.
Menurut istana, sang Ratu mengalami gejala ringan. Sejauh ini yang dirasakannya adalah pilek.
Pakar penyakit menular di University of East Anglia, Paul Hunter, mengatakan bahwa Ratu kemungkinan akan diberikan salah satu obat antivirus yang telah disetujui oleh Inggris.
"Jika Anda meminumnya di awal infeksi, obat mengurangi risiko berkembangnya penyakit parah. Jadi saya membayangkan dokter akan mempertimbangkan memberi antivirus untuk pasien 90-an." tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama