Suara.com - Varian Omicron adalah varian virus corona terbaru yang menjadi perhatian. Varian ini kini mempengaruhi sebagian besar infeksi virus corona Covid-19 di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian Omicron yang menjadi varian dominan ini pun sudah beredar secara global.
Dalam jumpa pers, Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus Corona Covid-19 berbicara tentang berbagai sub-varian Omicron dari varian Omicron yang tidak boleh dianggap enteng.
Varian Omicron atau B.1.1.529 merupakan penerus dari varian Delta, yang terdiri dari beberapa sub-garis keturunan dan yang paling umum di antara mereka adalah BA1, BA 11 dan BA2.
Dilansir dari Times of India, sub-varian BA2 menjadi perhatian utama para peneliti dan pakar kesehatan. Ada juga sub-varian BA3 Omicron.
Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah besar kasus terkait dengan subvarian BA2 Omicron telah dilaporkan.
Varian Omicron dinyatakan sebagai varian virus corona kekhawatiran, karena beberapa faktor, antara lain:
- Peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis
 - Penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tidak sosial atau diagnostik
 - Vaksin Covid-19
 - Terapi
 
Hal itu juga mempengaruhi bahwa risiko keseluruhan terkait dengan varian Omicron, meskipun gejalanya lebih ringan terlihat pada banyak pasien.
Sub-varian BA1 adalah sub-varian pertama dari varian Omicron yang terlihat setelah varian Delta. Sub-varian BA1 menyumbang 97,4 persen dari urutan yang dikirimkan ke GISAID, memiliki penghapusan 69-70 pada protein lonjakan.
Baca Juga: Kasus Varian Omicron di Kabupaten Bangka Bertambah 35 Orang
Gejala umum infeksi virus corona yang disebabkan varian Omicron, termasuk sakit tenggorokan, pilek, bersin, sakit kepala, nyeri tubuh dan demam ringan.
Gejala seperti hilangnya penciuman dan rasa, lebih dominan selama gelombang kedua infeksi virus corona.
Sesuai studi penelitian BA11 memiliki 40 mutasi. Sub-varian ini bersama dengan 3 garis keturunan lainnya yang ditemukan di Afrika Selatan.
Menurut penelitian, sub-varian BA2 menyumbang 1 persen dari total infeksi virus corona Covid-19. Sub-varian ini juga sudah terdeteksi di 69 negara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara