Suara.com - Olahraga memiliki manfaat langsung dan tidak langsung pada kesehatan seseorang, seperti meningkatkan kesehatan jantung, tulang, suasana hati dan emosi, kulit serta berat badan.
Di sisi lain, olahraga berlebihan kontra-produktif bagi kesehatan seseorang yang bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.
Pedoman Aktivitas Fisik edisi ke-2 Pemerintah AS menyarankan orang dewasa harus rutin olahraga intensitas sedang sekitar 150-300 menit per minggu.
Orang dewasa juga bisa melakukan olahraga intensitas tinggi sekitar 75-150 menit per minggu, seperti senam aerobik yang dianjurkan.
Sementara, seseorang dianggap olahraga berlebihan bila melakukannya terlalu jauh melampaui batas dan levelnya sekarang ini.
Hal ini bisa jadi karena kebutuhan yang dirasakan untuk menurunkan berat badan terlalu cepat, menjadi bugar terlalu cepat, atau sekadar melakukan hal yang baik secara berlebihan.
Karena dilansir dari Times of India, olahraga berlebihan bisa meningkatkan kejadian dan intensitas nyeri otot, peradangan, cedera dan robekan pada tubuh.
Hal ini bisa menyebabkan orang menjadi lelah, cemas, mudah marah, insomnia, menurunkan kekebalan serta tingkat kesuburan seseorang.
Ada beberapa contoh orang yang cenderung terlalu banyak berolahraga dan secara bersamaan didiagnosis dengan masalah kesuburan, azoospermia pada pria.
Baca Juga: Latihan Pernapasan Bantu Percepat Pemulihan Virus Corona Covid-19, Ini Sebabnya!
Kondisi ini bisa jadi efek gabungan dari olahraga berlebihan dan peningkatan konsumsi steroid, yang menekan hormon kesuburan dan bisa mempengaruhi jumlah sperma secara signifikan.
Karena itu, Anda perlu mengingat bahwa berat badan memiliki pengaruh langsung pada kesuburan pria dan wanita.
Olahraga yang ekstrem dan berat badan berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem reproduksi. Kondisi ini bisa mengakibatkan kemandulan jangka pendek, jangka panjang, atau bahkan permanen.
Bagi pria, kelebihan lemak mempengaruhi keseimbangan testosteron-estrogen dalam tubuh mereka, sehingga menghasilkan jumlah sperma di bawah normal.
Sementara untuk wanita, penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak atau terlalu sedikit olahraga menyebabkan masalah kesuburan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia