Suara.com - Seseorang akan memiliki pernapasan yang baik ketika paru-paru sehat. Sedangkan, sesak napas dan kesulitan bernapas merupakan salah satu gejala virus corona Covid-19 yang bisa bertahan lama.
Dalam hal ini, olahraga merupakan aktivitas fisik penting untuk memulihkan paru-paru setelah infeksi virus corona Covid-19.
Dr. Panagis Galiatsatos, juru bicara medis sukarelawan nasional untuk American Lung Association mengatakan olahraga bisa membantu proses penyembuhan pasien virus corona Covid-19 dan membuat paru-parunya lebih kuat.
Latihan pernapasan secara teratur bisa membantu mengatasi paru-paru pengap, meningkatkan kadar oksigen dan membuat diafragma bekerja dengan kapasitas penuh pada pasien virus corona Covid-19.
Dr. Panagis pun mengatakan pernapasan dalam dan pernapasan lambat sangat berguna bagi paru-paru agar tetap mengembang.
Meskipun bernapas saat berolahraga berbeda dengan bernapas dalam, Dr. Panagis menemukan hal ini tergantung pada tingkat keparahan infeksi virus corona Covid-19.
"Pasien harus berbicara dengan dokter ketika mulai rehabilitasi paru untuk memantau pernapasan mereka selama berolahraga," kata Dr. Panagis dikutip dari News Week.
Selama berolahraga, tarik napas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Jika Anda mengalami sesak napas, Anda bisa berhenti melakukannya.
Berikut ini, beberapa latihan pernapasan yang bisa membantu pemulihan pasien virus corona Covid-19.
Baca Juga: Karena Pancaroba, Kasus ISPA di Kota Balikpapan Meningkat, Sempat Sentuh 1.752 Kasus
1. Pernapasan bibir
Latihan pernapasan ini mengharuskan Anda menarik napas melalui hidung dan menghembuskan napas setidaknya dua kali lebih lama melalui mulut.
Bentuk pernapasan ini diajarkan kepada banyak pasien asma dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) dan direkomendasikan untuk pasien pasca-Covid-19.
2. Pernapasan perut
Tamara Teragawa, seorang RYT (Guru Yoga Terdaftar) 500 jam mengatakan salah satu latihan pernapasan paling efektif adalah pernapasan perut, yang juga dikenal sebagai pernapasan diafragma.
Latihan pernapasan ini melibatkan kontraksi diafragma, perluasan perut, dan pendalaman inhalasi dan pernafasan yang menurunkan frekuensi respirasi dan memaksimalkan jumlah gas darah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat