Suara.com - Bagi yang berkutat dengan dunia medis, pasti familiar dengan simbol medis ular melilit tongkat. Simbol ini bukan hanya ada di beberapa rumah sakit dan apotek, tapi juga jadi logo utama organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Bukan hanya di Indonesia, simbol medis ular melilit tongkat juga jadi sudah jadi simbol profesi medis internasional. Menariknya, ternyata ada kisah panjang di balik sejarah simbol medis yang terdiri dari ular dan tongkat ini.
Mengutip Live Science, Sabtu (12/3/2022) ternyata ada dua versi asal usul simbol medis ini. Versi pertama yaitu versi sayap bertongkat yang dibawa dewa Olympian Hermes.
Dalam mitologi Yunani, Hermes adalah utusan di antara para dewa dan manusia ke dunia bawah. Hermes juga pelindung para pejalan, karena dokter di masa lalu kerap menempuh jarak yang sangat jauh dengan berjalan kaki untuk mengunjungi pasien mereka.
Versi kedua yaitu Hermes diberikan tongkat oleh Apollo, yang merupakan dewa penyembuh. Disebut juga Hermes menerima tongkat dari Zeus, raja para dewa, dan tongkat itu terjalin dua pita putih. Lalu pita-pita itu digantikan oleh ular.
Di satu cerita dikatakan, bahwa Hermes menggunakan tongkat untuk memisahkan dua ular yang berkelahi, yang kemudian ular itu melingkari tongkat dan tetap di sana untuk keseimbangan serta keharmonisan.
Di beberapa tempat simbol medis juga hanya terdiri dari tongkat yang terlilit satu ular, seperti yang dibawa Asclepius, yaitu dewa kedokteran Yunani.
Menurut mitologi, Asclepius punya kemampuan menyembuhkan orang sakit, bahkan ia disebut bisa menghidupkan kembali orang mati.
Dalam satu cerita, disebutkan dewa Zeus membunuh Asclepius dengan petir karena dianggap mengganggu tatanan alam dunia dengan menghidupkan kembali orang mati.
Baca Juga: Densus 88 Tembak Teroris Sunardi, IDI Sukoharjo Buka Suara
Tapi di cerita lain juga disebutkan bahwa Zeus membunuh Asclepius karena sebagai hukuman menerima uang sebagai imbalan untuk membangkitkan orang mati.
Setelah meninggal, Asclepius kemudian ditempatkan di antara para binatang sebagai cerminan Ophiuchus atau sang pembawa ular.
Perlu di ketahui orang Yunani zaman dulu, menganggap ular sebagai sesuatu yang suci, dan kerap menggunakan ular dalam ritual penyembuhan, sekaligus untuk menghormati dewa Asclepius.
Ini karena ular saat melakukan pergantian kulit dipandang sebagai simbol kelahiran kembali dan pembaruan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah