Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan sudah ada 43 serangan terhadap sistem perawatan kesehatan dalam tiga minggu sejak Rusia menginvasi Ukraina. Ratusan fasilitas lainnya berisiko.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan mendesak untuk Ukraina.
Mereka juga mengatakan masih memerlukan lebih banyak pendonor. Hingga kini, WHO telah menerima Rp 114,8 miliar dari target Rp 823,8 miliar.
"Sejumlah besar uang dihabiskan untuk senjata. Kami meminta pendonor untuk berinvestasi dalam memastikan bahwa warga sipil di Ukraina dan pengungsi menerima perawatan yang mereka butuhkan," kata Tdros, dilansir NPR.
WHO juga menyerukan agar serangan terhadap fasilitas kesehatan dihentikan. Sebab, lebih dari 300 fasilitas kesehatan terletak di dalam garis konflik dan 600 lainnya berada dalam jarak 10 kilometer dari garis konflik.
WHO telah mengirim personel dan pasokan
Tedros mengatakan WHO telah memetakan jalur pasokan ke banyak kota di Ukraina, tetapi mereka menghadapi kendala keuangan dan masalah akses dalam medapatkan dukungan yang mereka butuhkn.
Mereka membuka kantor di Polandia untuk mengoordinasikan tanggapan terhadap kebutuhan kesehatan pengungsi dan juga mengerahkan 20 tim medis darurat internasional, sambil menunggu permintaan resmi untuk bantuan dari Kementerian Kesehatan Ukraina.
WHO telah mengirim peralatan dan pasokan ke Ukraina, seperti oksigen, insulin, perlengkapan bedah, anestesi, peralatan transfusi darah, generator listik dan defibrillator.
Baca Juga: Menakutkannya Drone Rusia, Bom Kendaraan Lapis Baja, Gudang Senjata dan Amunisi Militer Ukraina
Diketahui bahwa distributor alat kesehatan tidak beroperasi, beberapa persediaan tidak dapat diakses karena operasi militer, persediaan obat-obatan menipis dan rumah sakit berusaha memenuhi kebutuhan pasien yang sakit dan terluka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?