Suara.com - Pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez mengalami gegar otak akibat kecelakaan ketika menjalani sesi pemanasan balap Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, NTB.
Saat kecelakaan, Marc Marquez mengalami highside hingga terpelanting dari motornya di Tikungan 7. Karena kondisinya, ia pun dipastikan tidak akan mengikuti balapan MotoGP Manadalika 2022.
Marc Marquez sempat dilarikan ke rumah sakit dan menjalani sejumlah tes serius. Setelah dinyatakan gegar otak, ia pun diterbangkan ke Barcelona untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Tapi tidak ada yang parah menyusul observasi beberapa jam ke depan, dokter sirkuit dan tim menyatakan Marquez tidak fit untuk balapan. Marquez akan kembali ke Barcelona untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Direktur Medis MotoGP Angel Charte di Mandalika, Minggu.
Gegar otak termasuk cedera kepala ringan yang bisa menyebabkan risiko fatal mengancam jiwa. Tapi, semua gegar otak harus dianggap sebagai kondisi serius.
Karena dilansir dari Cleveland Clinic, gegar otak ringan bisa menempatkan Anda pada peningkatan risiko gegar otak lain.
Selain itu, jika Anda mengalami gegar otak lain sebelum gejala gegar otak Anda benar-benar hilang, Anda bisa berisiko lebih besar mengalami kerusakan permanen atau bahkan kematian.
Adapun komplikasi jangka panjang dari gegar otak yang harus diwaspadai, meliputi:
1. Sindrom pasca-gegar otak
Baca Juga: Kasus Rawat Inap Anak Naik 5 Kali Lipat Selama Varian Omicron Dominan
Sindrom pasca-gegar otak adalah kondisi di mana Anda mengalami gejala gegar otak selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah mengalami gegar otak.
Gejala tersebut mungkin termasuk pusing, sakit kepala, memori dan masalah konsentrasi, perubahan suasana hati, depresi, kecemasan, lekas marah, perubahan kepribadian, insomnia dan kantuk yang berlebihan.
2. Kecemasan dan depresi
Risiko kecemasan dan depresi yang lebih tinggi (terutama jika terjadi beberapa gegar otak).
3. Cedera otak struktural
Orang yang pernah mengalami beberapa cedera kepala dalam hidup mereka memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan jangka panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien