Suara.com - Kanker kolorektal atau juga dikenal sebagai kanker usus besar termasuk peringkat teratas sebagai jenis kanker yang banyak dialami laki-laki. Biasanya, sel kanker tumbuh di ujung saluran pencernaan bawah.
Dokter di Parkway Cancer Centre, Singapura, Dr Zee Ying Kiat mengatakan, kanker usus besar bisa diobati hingga sembuh asalkan terdeteksi sejak dini. Sayangnya, seringkali penyakit tersebut tidak bergejala.
Oleh sebab itu, dokter menyarankan masyarakat untuk melakukan deteksi dini, khususnya orang yang berisiko terkena kanker kolorektal ataupun yang berusia di atas 50 tahun.
Agar tidak salah memahami kanker kolorektal, dokter Zee menjabarkan kebenaran antara mitos dan fakta kanker kolorektal berikut ini:
1. Mitos: Bila tidak mengalami gejala, berarti tidak mengalami kanker usus besar
Fakta: Dapat didiagnosis menderita kanker usus besar meskipun tidak bergejala apapun
Dalam stadium awal perkembangannya, kanker kolorektal bisa tidak menyebabkan gejala sama sekali. Lebih dari setengah jumlah orang yang terdiagnosis kanker kolorektar setiap tahunnya tidak mengalami gejala.
Seiring dengan semakin bertumbuh atau menyebarnya kanker dalam kolorektum, gejala lebih mungkin terjadi. Setiap orang gejalanya bisa variasi, tergantung dari ukuran dan lokasi kanker.
Gejala yang umum terjadi biasanya ada darah dalam tinja, perubahan buang air besar, nyeri yang tak kunjung hilang pada perut, kembung atau kram, merasa usus tidak sepenuhnya kosong, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar Susu dan Produk Olahannya
2. Mitos: Kanker kolorektal tidak dapat disembuhkan
Fakta: Kanker kolorektal dapat dicegah dan bisa sembuh
Kanker kolorektal bisa dicegah dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup. Makanlah lebih banyak buah dan sayuran serta lebih sedikit lemak jenuh dan daging olahan. Lakukan juga olahraga secara rutin, dan jaga berat badan agar tidak obesitas.
Kanker kolorektal juga dapat dicegah melalui skrining yang sesuai. Penting untuk melakukan skrining kanker kolorektal secara teratur.
Skrining tidak hanya dapat mendeteksi kanker kolorektal pada stadium dini, memungkinkan pengobatan yang lebih efektif, namun juga membantu untuk mencegah terjadinya kanker.
3. Mitos: Bila memiliki polip dalam usus besar, berarti menderita kanker kolorektal
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis