Suara.com - Anggota keluarga yang positif terinfeksi tuberkulosis perlu mendapatkan dukungan. Di saat bersamaan, antisipasi TB atau TBC menyebar juga perlu dilakukan. Bagaimana caranya?
dokter spesialis penyakit mikrobiologi klinik dr. Dimas Seto Prasetyo, Sp.MK(K) menyebut langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menempatkan pasien di kamar terpisah.
"Pasien sebaiknya ditempatkan dalam kamar terpisah, serta menggunakan ruangan yang berbeda dengan penghuni rumah lain (misalnya kamar mandi terpisah)," ujar dia yang berpraktik di Rumah Sakit Univesitas Indonesia (RSUI).
Tips lainnya yakni pasien menggunakan ruangan yang berbeda dengan penghuni rumah lain, termasuk kamar mandi terpisah, perawat atau pengawas minum obat (jika ada) mengenakan masker bedah ketika memasuki kamar pasien.
Hal lainnya yaitu, memastikan ventilasi kamar pasien dan rumah dijaga baik dan melakukan pembersihan area yang mungkin terkena percikan droplet pasien TB dengan desinfektan yang sesuai.
Dimas juga membagikan beberapa tips menjaga udara di rumah tetap sehat antara lain jika aman maka sebaiknya buka pintu dan jendela supaya udara masuk, lalu jika memungkinkan, buka beberapa jendela dan pintu.
"Jika kondisi tidak aman misalnya risiko anak jatuh, polusi udara tinggi, tercetus asma, jangan buka jendela," kata dia.
Selain itu, gunakan kipas angin untuk mengarahkan udara ke luar rumah, jika tersedia gunakan exhaust dan apabila rumah memiliki AC sentral dengan filter, pastikan ukuran filter dan bersihkan filter secara rutin.
TB disebabkan ingeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui percik renik saat bersin/batuk, berbicara, menyanyi. Karakteristik umum bakteri ini antara lain dapat bertahan di benda mati selama berbulan-bulan, jika tidak terpajan sinar matahari, kemudian dapat dimatikan dengan pemanasan 60 derajat Celcius selama 4 menit, serta dapat dinonaktifkan dengan desinfektan yang mengandung klorin (misalnya hipoklorit), alkohol dan chlorohexidine.
Baca Juga: Bukan Cuma Cegah COVID-19, Rutin Cuci Tangan Pakai Sabun Juga Bisa Cegah Tuberkulosis!
Dimas mengatakan, siklus penularan TB dimulai saat bakteri M. tuberculosis yang masuk ke paru-paru, kemudian terjadi respon sel imun makrofag paru-paru yang kemudian menginaktivasi bakteri. Setelahnya, timbul kekebalan primer yang ditandai tes Mantoux positif. Namun saat kekebalan turun, bakteri TB dapat kembali aktif, menyebar ke seluruh tubuh.
Menurut Dimas, udara menjadi media transmisi penyakit, sehingga secara umum tidak steril karena bisa saja dapat mengandung percik renik yang dihasilkan ketika berbicara, menyanyi, bersin, debu dan spora jamur.
Menurut Permenkes No.1077 Tahun 2011 terkait Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah), terdapat parameter kontaminan biologi dalam rumah yang mengindikasikan kondisi kualitas biologi udara dalam rumah yaitu jamur dengan kadar maksimal yaitu 0 CFU/m3, bakteri patogen maksimal 0 CFU/m3, dan kuman yaitu yaitu <700 CFU/m3.
"Jadi jika di rumah kita ada kuman sebenarnya tidak apa-apa, yang tidak boleh yaitu patogen dan jamur," tutur dia.
Selain tuberkulosis, beberapa penyakit yang juga dapat menular melalui udara yakni varicella (cacar air), measles (campak), COVID-19 dan virus respiratori lain semisal influenza. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Kematian Akibat TBC Lampaui Covid-19, Menko PMK: Skrining dan Kampanye Harus Masif!
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Puskesmas Gambir Lakukan Skrining Massal untuk Deteksi Dini TBC
-
Macet TB Simatupang Berkurang! Tol FatmawatiPondok Indah Tetap Gratis sampai Oktober
-
Klaim Turunkan Kemacetan Jalan TB Simatupang, Pramono Pastikan GT Fatmawati 2 Gratis hingga Oktober
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?