Suara.com - Bulan Ramadhan merupakan waktu bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman. Di masa pandemi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar ibadah tidak berisiko menyebarkan penyakit.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat tetap berupaya mencegah penularan ketika beraktivitas maupun beribadah selama bulan puasa, terlebih, menjelang hari raya Idul Fitri dengan tradisi mudik lebaran. Masyarakat pun diharapkan sudah belajar dari pengalaman di tahun 2020 dan 2021.
"Kita harus semaksimal mungkin menekan penularan, terlebih kita telah memasuki transisi kegiatan masyarakat yang produktif aman COVID," kata Wiku dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Untuk mengantisipasinya, setidaknya ada 3 indikator yang perlu dipantau dan diupayakan bersama. Yaitu menekan angka reproduksi virus (Rt), menurunkan positivity rate di saat angka testing ditingkatkan, senantiasa meningkatkan vaksinasi.
Lebih lanjut, indikator pertama angka Rt ialah pengukuran epidemiologis yang menggambarkan potensi penularan virus di tengah masyarakat. Kabar baiknya, angkanya menurun dibandingkan 10 Maret 2021. Per 24 Maret, penurunannya terjadi di seluruh pulau besar di Indonesia, dengan terbesar di Nusa Tenggara, dari 1,14 ke 1,01.
Mencermati hal ini, angka Rt senantiasa harus ditekan hingga dibawah 1 dengan tidak memberi celah penularan sekecil mungkinn. Cara paling mudah, murah, dan efektif dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Terutama harus dilakukan pada pulau yang menjadi asal dan tujuan mudik, seperti Jawa dan Sumatera. Sehingga, semakin rendah potensi penularan, maka semakin rendah pula angka Rt.
Lalu, indikator kedua, positivity rate dan testing. Saat ini, positivity rate mingguan nasional sebesar 5,20%, menurun dari minggu sebelumnya 8,81%. Bahkan, angka saat ini telah turut drastis jika dibandingkan puncak Omicron mencapai 17%. Sayangnya, terjadi penurunan jumlah orang yang diperiksa baik dengan PCR maupun antigen.
Di minggu ini, totalnya 700 ribu, terdiri PCR 185 ribu dan Antigen 517 ribu. Terbilang rendah jika dibandingkan pada puncak Omicron lalu mencapai 2 juta orang terdiri 650 ribu PCR dan 1,4 juta antigen.
Meskipun antigen ataupun PCR tidak lagi menjadi syarat perjalanan, namun testing tetap penting dilakukan terutama ketika bergejala maupun berkontak erat dengan orang positif COVID-19. Sehingga, meningkatnya angka testing akan mengantisipasi orang positif yang tidak teridentifikasi di tengah-tengah masyarakat.
Baca Juga: Puasa Ramadhan Hukumnya Apa? Ketahui Akibat Jika Sengaja Meninggalkannya
"Untuk itu, jujur dan berinisiatif untuk segera tes ketika merasa bergejala dan kontak erat adalah kunci mencegah penularan semakin meluas," tambah Wiku.
Selanjutnya, indikator terakhir ialah vaksinasi. Cakupannya, dosis 1 nasional telah mencapai 72% populasi, dengan dosis 2 mencapai 58% populasi dan vaksin booster mencapai 7% populasi. Untuk total target 21,5 juta lansia, dosis 1 telah mencapai 79% dari lansia, dosis 2 mencapai 60% dan booster mencapai 10% dari lansia.
Untuk dosis 2 dan vaksin booster harusnya terus ditingkatkan lagi cakupannya. Secara nasional, setidaknya 70% untuk dosis 2 dan vaksin booster harus ditingkatkan pada populasi rentan dan lansia, terutama pada provinsi-provinsi yang menjadi tujuan mudik seperti Pulau Jawa. Dan kepada Gubernur serta Bupati/Walikota dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta diminta terus memantau data vaksinasi dosis ke-2 dan booster di wilayahnya, dan harus terus ditingkatkan.
Dengan melihat perkembangan-perkembangan tersebut, maka diperlukan upaya ekstra saat menjalani ibadah bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang akan datang. Sehingga, kegiatan beribadah akan lebih maksimal dalam keadaan aman dari COVID-19 dengan penularan ditengah masyarakat terus menurun dan jumlah orang yang divaksin hingga booster semakin meningkat.
Untuk itu, kunci ibadah tenang dan aman di bulan Ramadhan adalah dengan proteksi maksimal dan berlapis, yakni sadar testing dan segera vaksin booster.
"Ditambah protokol kesehatan seperti disiplin memakai masker dan mencuci tangan, maka dapat tercipta mudik dan berlebaran bersama keluarga yang semakin aman COVID-19," pungkas Wiku.
Berita Terkait
-
Bunga Zainal Blak-blakan Sentil Jule yang Suka Selingkuh: Belajar Dulu Sama Gue
-
Jamaah Bukan Sekadar Peserta, Mengapa Pendekatan Humanis Dibutuhkan Saat Umrah dan Haji?
-
Na Daehoon Resmi Cerai dengan Jule, Menangkan Hak Asuh 3 Anak
-
Perusahaan Syariah Grup Astra Incar Ceruk Bisnis Haji Lewat Ekosistem Pembiayaan
-
Kisi-Kisi CAT Tes Petugas Haji 2026, Apa Saja Materi yang Wajib Dipelajari?
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa