Suara.com - Selama berpuasa, tubuh akan beradaptasi dan mengalami perubahan fungsi akibat berkurangnya asupan nutrisi selama lebih dari 12 jam. Hal ini dapat membuat tubuh terasa lapar, haus, lesu, kurang tenaga, daya tahan tubuh menurun, hingga konstipasi.
Pada akhirnya, menyebabkan orang yang berpuasa lebih mengidamkan berbuka dengan menu makanan tinggi gula dan lemak, yang justru menyebabkan kadar kolesterol LDL meningkat setelah Ramadan.
Jika sudah begini, bukannya mendapatkan manfaat kesehatan selama berpuasa, justru malah berpotensi meningkatkan risiko penyakit tidak menular lainnya.
"Selama berpuasa, pola makan akan berubah sehingga penting sekali mengatur asupan gizi saat sahur dan berbuka agar tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas," jelas Pakar Gizi Klinis Dr. dr. Fiastuti Witjaksono MSc, MS, Sp.GK, dalam webinar bersama Anlene Kamis (31/3/2022).
Untuk itu, dr. Fiastuti menjelaskan mengenai pembagian porsi makan saat sahur dan berbuka agar tubuh mendapatkan manfaat besar dari berpuasa yang dijalankan selama seharian penuh.
Pada saat sahur kata dia, disarankan kita mengonsumsi sekitar 40 persen dari total kalori sehari, dengan asupan yang cukup, lengkap dan bergizi. Ini karena makan sahur adalah amunisi kita saat berpuasa, sehingga penting untuk memperhatikan apa yang kita makan.
"Makan besar dengan karbohidrat, boeh nasi, nasi merah, oat, kentang. Lalu protein lengkap, ikan, ayam, telur, tahu tempe. Sambil tunggu imsak makan makanan kecil sekitar 10 persen, air 2 gelas, dan susu," ungkapnya.
Jangan lupa untuk menyertakan lemak, sepertu sedikit minyak untuk menumis supaya makanan memiliki cita rasa yang enak. Selain itu, yang sering dilupakan ada konsumsi sayur dan buah yang tingginserat.
Serat sangatlah penting karena dapat membantu menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga kita tidak tmudah lapar dan merasa lemas saat berpuasa.
Baca Juga: Awal Ramadhan Masih Menunggu Sidang Isbat, Ini Alasan Metode Penentuannya Berbeda ?
Sedangkan saat berbuka, kita disarankan mengonsumsi 60 persen dari total kalori. Makanan manis juga disarankan karena belasan jam berpuasa membuat kadar glukosa menjadi turun.
"Tapi jangan langsung menyantap makanan berat seluruhnya, karena tubuh masih beradaptasi. Sisakan 15 persennya saat selesai tarawih, misalnya untuk minum dan makan-makanan ringan," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental