Suara.com - Karena penyakit langka, seorang perempuan akan pingsan setiap kali ia terduduk atau berdiri. Kondisi ini dikenal sebagai multiple system atrophy (MSA).
MSA adalah sejenis penyakit neurodegeneratif yang relatif jarang ditemukan, yang akan membuat penderitanya mengalami gangguan tekanan darah yang disebut hipotensi ortostatik.
Mengutip Live Science, Kamis (7/4/2022), kondisi ini dikenal sebagai penyakit progresif karena menyebabkan sel saraf otak dan sumsum tulang belakang tidak berfungsi dan akhirnya mati.
Kondisi ini juga, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, dapat menyebabkan gumpalan protein tidak normal dan muncul di sel otaK.
Proses kekambuhan MSA ini dengan cara mempengaruhi sistem saraf yang mengontrol fungsi tubuh secara tidak sengaja, hingga akhirnya tekanan darah dan kontrol kandungan kemih tidak berjalan dengan baik.
Akibat hal ini, akhirnya area utama otak rusak dan tidak bisa mengontrol maupun mengkoordinasi saraf motorik atau pergerakan tubuh, sehingga menyebabkan pingsan.
"Hipotensi ortostatik mempengaruhi sekitar 80 persen pasien dengan MSA dan merupakan ciri utama penyakit ini," ujar Profesor Peneliti Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas New York Grossman, Dr. Jose-Alberto Palma.
Meski Palma mengakui, obat yang bisa menyempitkan pembuluh darah bisa membantu meringankan gejala. Tapi obat ini tidak bisa menghentikan setiap serangan pingsan yang terjadi.
Saat gejala kambuh, perempuan ini akan selalu pusing saat akan berdiri, bahkan kondisi ini membuatnya pingsan sekitar tiga hingga empat kali dalam sehari.
Baca Juga: Hati-hati! Ini Reaksi Alergi Serius dari Konsumsi Parasetamol, Segera Cari Bantuan
Mengerikannya, akibat satu kejadian pingsan setelah beberapa detik ia berdiri, perempuan itu harus terbaring dan tetap di tempat tidur selama sekitar 18 bulan.
Kabar baiknya, kini berkat inovasi perangkat implan yang merangsang saraf sumsum tulang belakang, perempuan tersebut secara perlahan berhasil berjalan dan berdiri dalam kurun waktu tertentu.
Implan ini bekerja selaiknya alat bantu jalan, yang bisa mengaktifkan otot di batang tubuh dan kaki.
Berkat impan ini juga arteri di tubuh dan kakinya menyempit dan penurunan drastis tekanan darah tidak terjadi, dan ia tetap terjaga serta tidak kehilangan kesadaran atau pingsan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah