Suara.com - Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Menurut data World Health Organization atau WHO pada tahun 2020, sebanyak 234 ribu jiwa di Indonesia meninggal dunia akibat kanker.
Meski sangat berbahaya, sebenarnya tingkat kesembuhan kanker bisa sangat tinggi andai sel kanker ditemukan lebih awal. Untuk itu penting menemukan metode atau alat deteksi dini kanker agar penyakit tersebut bisa diatasi.
Di Indonesia, DeBio Network bersama Sekolah Tinggi Teknologi dan Sains Hayati ITB menawarkan layanan tes genetik untuk mendeteksi awal risiko kanker yang bisa dilakukan hanya dari rumah.
Caranya adalah dengan mengembangkan screening untuk mendeteksi mutasi di gen BRCA-1 dan BRCA-2, yang diduga kuat berhubungan dengan risiko kanker payudara, rahim, prostat, pankreas, dan melanoma.
Peneliti dari Sekolah Tinggi Ilmu dan Teknologi Hayati ITB - Dr. rer. Nat. Marselina Irasonia Tan mengatakan, deteksi mutasi gen tersebut juga dapat memberikan rencana terapi terbaik bagi pasien kanker.
"Mendeteksi mutasi BRCA 1 dan 2 sangat penting terutama dalam memberikan terapi terbaik untuk pasien. Mutasi BRCA 1 dan 2 bisa diobservasi menggunakan DNA sel bebas, sebuah potensi komponen dari biopsi likuid," katanya dikutip dari siaran pers, Jumat (8/4/2022).
Saat ini DeBio Network bersama ITB menyediakan layanan tes genetika BRCA berbasis urine dengan hanya membutuhkan 5 mL sampel urine dalam waktu maksimal 63 hari.
Selanjutnya tes akan berfokus kepada mutasi exon2 dari gen BRCA-1, sehingga bisa diketahui risiko munculnya kanker payudara atau rahim di masa depan.
Ahli biomolekul dan genetika dari SITH ITB - Dr. Karlia Meitha mengatakan, metode tes terbaru itu memungkinkan pengambilan sampel secara non-invasif dan tidak seperti metode lain yang membutuhkan pengambilan darah.
Baca Juga: Ahli Temukan Kurang Tidur dari 6 Jam Tingkatkan Risiko Kanker, Ini Alasannya
Selaras dengan Karlia dan Marselina, CEO DeBio - Pandu Sastrowardoyo berharap ke depan akan ada banyak jenis kanker lain yang bisa terdeteksi lebih dini.
"Kanker payudara dan rahim hanya langkah awal kami dalam berinovasi dalam menyelamatkan perempuan di seluruh dunia. Ke depan, akan ada ribuan penyakit dan kanker lainnya yang bisa dideteksi sejak dini dengan basis desentralisasi layanan kesehatan," pungkas Pandu.
Kanker payudara sendiri merupakan jenis kanker paling banyak ditemui di seluruh dunia. Tercatat sekitar 7,8 juta perempuan terdiagnosa menderita penyakit berbahaya tersebut dalam kurun waktu 2015 hingga 2020.
Kanker payudara juga merupakan kanker dengan tingkat kematian tertinggi. Namun deteksi dini dan tindakan yang lebih baik telah menurunkan statistik ini sebesar 41 persen dibandingkan tahun 1980an.
Deteksi dini merupakan faktor penting dalam menyelamatkan penderita kanker payudara. Berdasarkan riset Alkabban dan Ferguson pada tahun 2018, 93 persen kanker payudara stadium 2 masih bisa diselamatkan jika terdeteksi dini selama lima tahun pertama.
Saat ini deteksi mutasi gen BRCA membuat penciptanya Dr Mary-Claire King diganjar penghargaan Lasker Koshland Special Achievement Award dalam bidang Sains Medis pada tahun 2014 lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak