Suara.com - Kabar kurang baik datang dari penggiat media sosial Ade Armando yang mengalami pendarahan otak bagian belakang usai dikeroyok massa, saat mengikuti demo mahasiswa pada 11 April 2022 di depan gedung DPR-RI.
"Hasil CT Scan tadi malam itu menunjukkan bang Ade pendarahan di otak belakangnya. Jadi itu memanjang, mungkin pukulannya terlalu keras dan berkali-kali, bertubi-tubi," kata Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Nong Darol Mahmada di RS Siloam Semanggi, Selasa (12/4/2022).
Di sisi lain, mengutip Cleveland Clinic pendarahan otak adalah pendarahan yang terjadi di dalam kepala. Namun dalam dunia medis pendarahan otak disebut sebagai pendarahan intrakranial.
Adapun pendarahan otak ini terbagi dalam dua kategori berdasarkan dua area utamanya, yakni pertama pendarahan di dalam tengkorak tapi di luar jaringan otak, dan kedua pendarahan di dalam jaringan otak.
Untuk pendarahan di dalam jaringan otak, terbagi dalam dua jenis yakni pertama pendarahan intraserebral yang juga disebut pendarahan otak dan stroke hemoragik. Lalu kedua disebut pendarahan intraventrikular.
Dampak Pendarahan Otak
Lantaran otak tidak bisa menyimpan oksigen, dan akan sangat bergantung pada pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi.
Maka ketika terjadi pendarahan otak, oksigen mungkin tidak bisa mencapai jaringan otak yang ditujunya, karena pembuluh darah bocor atau pecah. Ditambah gumpalan darah akibat pendarahan otak bisa memberi tekanan pada otak dan membuat oksigen hilang.
Saat otak kekurangan oksigen dalam waktu tiga atau empat menit, sel-sel otak tersebut akan mati. Lalu saraf yang terhubung dengan sel otak akan rusak, karena tidak bisa dikendalikan.
Baca Juga: Pendarahan Otak Belakang, Kapolda Metro Jenguk Ade Armando di RS Siloam Semanggi
Untuk mengetahui seberapa fatal pendarahan otak, akan bergantung pada lokasi terjadinya pendarahan, dan gejalanya bisa terjadi tiba-tiba atau hingga berhari-hari atau berminggu-minggu, dan dipastikan bisa mengancam jiwa.
Perlu diketahui, saat sel otak sudah mati, mereka tidak bisa beregenerasi atau tumbuh kembali. Inilah sebabnya jika pendarahan otak bisa menyebabkan cacat fisik hingga mental.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara