Suara.com - Ilmuwan dari La Jolla Institute for Immunology, AS, memperingatkan risiko terjadinya wabah baru virus Zika jika terjadi satu saja mutasi tunggal, yang cukup berpotensi memicu ledakan penyebaran.
Infeksi virus Zika telah menyebabkan keadaan darurat medis global pada 2016, dengan ribuan bayi baru lahir mengalami kerusakan otak akibat ibu mereka terinfeksi saat hamil.
Dalam penelitian di laboratorium, yang terbit di jurnal Cell Reports, menunjukkan bahwa virus Zika dapat dengan mudah berpindah dan menciptakan varian baru.
Mereka menciptakan kembali apa yang terjadi ketika virus Zika berpindah-pindah, dari nyamuk ke manusia menggunakan sel dan tikus hidup, lapor BBC.
Ketika virus Zika melewati sel nyamuk dan tikus di laboratorium, terjadi perubahan genetik kecil. Artinya, virus cukup mudah bermutasi, berkembang dan menyebar.
Studi infeksi itu memperlihatkan bahwa varian mutasi berpotensi efektif menularkan virus secara cepat, bahkan di negara-negara dengan herd immunity dari wabah Zika sebelumnya.
"Studi ini menunjukkan betapa cepatnya perubahan satu huruf dalam urutan genom virus dapat muncul, dan dampak nyatanya pada infeksi dari virus," jelas ahli virus Jonathan Ball dari University of Nottingham, Inggris.
Meski teoritis, para ahli lainnya mengatakan bahwa temuan ini menarik dan mengingatkan kita semua bahwa ada virus selain SARS-CoV-2 yang dapat menimbulkan ancaman global.
Mengenal virus Zika
Baca Juga: Virolog India Temukan Virus Penyebab Demam Rift Valley pada Sel Manusia, WHO Sebut Bisa Jadi Epidemi
Virus Zika disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Bagi kebanyakan orang infeksinya tergolong ringan dan tanpa efek jangka panjang, tetapi pada janin di dalam kandungan dampaknya sangat buruk.
Jika seorang ibu hamil terinfeksi virus Zika, maka dapat membahayakan janin yang sedang berkembang dan menyebabkan mikrosefali (kepala yang sangat kecil) serta jaringan otak yang rusak.
Meski sebagian besar disebarkan oleh nyamuk, virus juga daoat ditularkan secara seksual.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat