Suara.com - Covid-19 memiliki gejala khas yang mirip dengan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) atau infeksi Dengue, seperti demam tinggi. Kedua penyakit itu sulit dibedakan apabila tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes darah untuk infeksi Dengue dan swab untuk deteksi Covid-19.
Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia - dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) menyarankan, saat anak alami demam tinggi, akan lebih bijak untuk orangtua untuk curiga itu sebagai gejala Dengue.
"Saat demam tinggi bisa diberikan obat penurun panas paracetamol dan minum yang banyak. Kalau banyak minum kan harapannya nanti buang air kecilnya juga banyak," kata dokter Anggraini dalam webinar bersama Takeda Indonesia, Selasa (19/4/2022).
Apabila setelah minum banyak tetapi jumlah buang air kecil tetap sedikit selama kurun waktu enam jam, besar kemungkinan demam mengarah pada penyakit Dengue daripada Covid-19. Meski demikian, dr. Anggraini tetap menyarankan untuk memastikannya dengan lakukan tes darah ataupun swab untuk Covid-19.
Ia juga menyampaikan, saat anak demam tinggi jangan memberikan obat apa pun selain paracetamol.
"Jangan mengonsumsi obat selain paracetamol untuk menurunkan demam. Bilamana ada obat-obatan lain, terutama terkait dengan obat antiinflamasi nonsteroid, konsultasikan dulu ke dokter. Terpenting juga dengue tidak perlu antibiotik," ucap dr. Anggraini.
Infeksi Dengue sebenarnya bisa sembuh sendiri, tergantung dengan daya tahan tubuh pasien. Untuk itu, dr. Anggraini berpesan agar orangtua harus selalu memantau kondisi anak terutama pada seminggu pertama setelah demam.
Apabila terjadi tanda perburukan infeksi Dengue, sebaiknya segera bawa anak ke rumah sakit agar mendapat perawatan medis. Dokter Anggraini mengatakan, keterlambatan perawatan Dengue bisa menyebabkan kematian pada anak.
"Tanda bahaya Dengue seperti lemas jadi tiduran saja atau sulit dibangunkan, minumnya kurang, muntah di satu episode lebih dari tiga kali, ada pendarahan, sesak nafas, pucat, tangan dan kaki dingin. Umumnya itu terjadi ketika demam justru mulai turun," tuturnya.
Baca Juga: Jepang Buat Sumpit Listrik Tingkatkan Asupan Natrium dan Berita Kesehatan Populer Lainnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!