Suara.com - Belakangan Bisphenol atau BPA ramai dibahas oleh publik, usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berencana membuat aturan tentang label bahan kimia tersebut pada kemasan galon. Rencana tersebut hingga saat ini masih menuai polemik karena ditolak sebagian kelompok.
Tapi, sebenarnya apa yang dimaskud dengan BPA dan seberapa berbahaya untuk kesehatan manusia? Dalam keterangan yang diterima Suara.com, Senin, (25/4/2022), wujud pertama BPA pertama kali disintesis oleh seorang ahli kimia asal Rusia bernama Aleksandr Dianin pada tahun 1891. Waktu itu, awal penggunaannya diperuntukkan guna industri farmasi seperti sejumlah perlatan medis dan lain sebagainya.
Belakangan, kandungannya tak disadari dapat ditemui dengan mudah dan telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Secara umum, Bisphenol A lebih banyak dikenal khalayak ramai dengan istilah BPA, yakni senyawa kimia pembentuk plastik polikarbonat.
Polikarbonat adalah sebuah resin sintetis yang kuat, dan keberadaannya menjadi material utama pembuatan berbagai komponen dan benda penting dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya, bahan ini yang membentuk wadah atau kemasan untuk berbagai macam makanan dan minuman di masa kini.
Alasan besar yang membuat berbagai pihak begitu gencar meneliti BPA adalah karena keberadaannya yang memiliki dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Dalam bentuk aktifnya, senyawa BPA memiliki aktivitas hormon estrogen.
Dampak yang paling berbahaya dari aktivitas tersebut, jika masuk ke dalam tubuh BPA dapat meniru hormon estrogen yang penting dalam proses perkawinan. Anggapan itu diperkuat dengan lebih dari seratus literatur ilmiah yang membuktikan jika BPA berisiko memicu kanker dan kondisi kelainan seksual, di antaranya kemandulan.
Ditambah lagi BPA juga merupakan salah satu senyawa endocrine disruptors, yang dapat mengganggu berbagai macam sistem kerja biologi di dalam tubuh, mulai dari biosintesis, sekresi, bahkan metabolisme alami suatu hormon.
Sehingga tak heran, jika BPA diklasifikasikan sebagai senyawa kimia bersifat patogen yang dapat memicu berbagai macam penyakit.
BPA yang mengintai di sekeliling kita
Baca Juga: Kepala Lucinta Luna Beneran Disobek saat Operasi Plastik, Bekas Lukanya Ngeri!
Bicara mengenai ancaman kandungannya yang berkaitan dengan pembentuk material polimer, maka dapat dikatakan jika BPA dapat ditemui pada hampir semua permukaan lingkungan yang ada di sekeliling kita.
Secara umum, BPA sudah pasti akan terkandung dalam wujud lensa kacamata, CD, DVD, komputer, perlengkapan olah raga. Lain itu, kandungannya juga terdapat pada pelapis beberapa produk kertas termal, termasuk di antaranya kertas untuk struk ATM dan mesin penghitung uang.
Sementara itu pada objek yang krusial, BPA juga terkandung pada sejumlah perlengkapan medis dan dental sealants, yakni plastik tipis yang digunakan untuk menutupi permukaan gigi, terutama gigi geraham untuk mencegah kerusakan gigi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, BPA juga terkandung dalam berbagai wadah atau kemasan pangan berupa makanan atau minuman. Di antaranya sebagai pelapis bagian dalam produk kemasan yang terbuat dari logam, misal kaleng dan tutup botol.
Hal tersebut lantaran BPA memiliki kemampuan mencegah terjadinya korosi atau reaksi bahan pengemas dengan pangan yang ada di dalamnya. Ditambah satu hal yang tak boleh terlewat bahkan paling penting, senyawa kimia tersebut juga terkandung dalam botol susu bayi.
Selanjutnya, ancaman BPA menjadi berbahaya ketika kandungannya larut pada berbagai jenis makanan yang kita konsumsi. Bagaimana bisa itu terjadi?
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis