Suara.com - Kondisi pandemi Covid-19 masih menimbulkan masalah baru terkait penyakit lain, khususnya di Afrika. Organisasi Kesehatan Dunia WHO mencatat, benua itu mulai mengalami lonjakan wabah penyakit campak.
Kasus campak di Afrika telah lebih dari 17.000 kasus. Naik 400 persen hanya selama Januari hingga Maret 2022, dibanding periode yang sama tahun lalu, kata pakar WHO di Afrika Dr Benido Impouma, dalam jumpa pers.
Peningkatan wabah penyakit itu akibat terdampaknya penyediaan layanan kesehatan rutin juga imunisasi yang sebenarnya bisa mencegah campak. Impouma mengatakan, gangguan tersebut terjadi di banyak negara Afrika.
Sebanyak 24 negara di Afrika melaporkan terjadinya wabah polio selama tahun lalu, jumlah tersebut empat kali lebih banyak dari 2020.
Pada 2021, sebanyak 13 negara Afrika juga melaporkan wabah baru demam kuning, meningkat dari sembilan negara pada 2020 dan tiga pada tahun 2019, menurut angka WHO.
“Meningkatnya wabah penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin adalah tanda peringatan,” imbuh direktur regional WHO untuk Afrika Dr Matshidiso Moeti, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia.
Moeti mengingatkan, ancaman penyakit lain juga tidak bisa diabaikan, meskipun infeksi Covid-19 memang masih menjadi pandemi saat ini.
“Saat Afrika bekerja keras untuk mengalahkan Covid-19, kita tidak boleh melupakan ancaman kesehatan lainnya. Sistem kesehatan bisa sangat kewalahan tidak hanya oleh Covid-19 tetapi juga oleh penyakit lain," ujarnya.
Kasus Covid-19 di Afrika tercatat telah mencapai 11,4 juta dengan kematian sekitar 252 ribu jiwa, menurut angka dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Taiwan Tembus 10.000 Dalam Sehari, Tapi Hampir Seluruhnya Tidak Bergejala
Meskipun paparan virus corona itu dinyatakan telah menurun sejak Januari 2022, WHO melaporkan peningkatan kasus dua kali lipat di Afrika Selatan, wilayah yang paling parah terkena dampak pandemi.
Sama halnya dengan campak yang bisa dicegah dengan vaksinasi, WHO mengingatkan pentingnya vaksin juga untuk mengurangi infeksi Covid-19
“Hal yang sama berlaku untuk imunisasi rutin seperti untuk Covid-19,” kata direktur eksekutif lembaga kesehatan reproduksi dan HIV di Universitas Witwatersrand Afrika Selatan Helen Rees.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental