Suara.com - Kasus hepatitis akut misterius terus meningkat, seiring dengan laporan dari WHO yang terus memberikan informasi terbaru terkait gejala, pencegahan, serta informasi ilmiah lain terkait penyakit ini.
Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab terjadinya penyakit yang menyebar hingga berbagai negara. Hal ini menyebabkan WHO mengeluarkan anjuran secara resmi soal pencegahan dan penanganan penyakit yang sudah digolongkan menjadi Kejadian Luar Biasa ini.
Adapun negara yang melaporkan terjadinya penyakit ini dan segala penyebarannya adalah sebagai berikut.
1. Inggris
Kasus pertama yang terungkap dari penyakit ini datang dari negara Inggris. Pada tanggal 5 April 2022, 5 kasus pertama hepatitis misterius dilaporkan terjadi di Inggris Raya. Hingga saat ini, kasus mencapai 114 orang yang menderita penyakit misterius ini.
2. Belgia
Kasus varian hepatitis akut misterius pada anak-anak yang telah terdeteksi di sejumlah negara dalam beberapa pekan terakhir, kini juga telah ditemukan di Belgia, ungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kasus pertama di Belgia ini menyerang seorang anak berusia 10 tahun. Hingga saat ini, pengamatan serta penyelidikan penyakit ini masih menjadi concern pemerintah setempat.
3. Spanyol
Baca Juga: 10 Gejala Hepatitis Akut yang Menyerang Anak-anak dan Cara Mencegahnya
Beberapa negara di Eropa Barat seperti Spanyol pun mengungkap kasus yang sama. Per tanggal 2 Mei 2002, kasus hepatitis misterius mencapai 13 orang yang berada di Spanyol.
4. Amerika Serikat
Negara adidaya ini pun tak luput dari laporan kasus penyakit misterius yang hingga saat ini masih menunggu laporan terbaru dari para penderita. Diketahui dari seluruh bagian negara Amerika Serikat, terdapat 14 kasus yang masih terlapor dan harus mendapatkan penanganan serius.
5. Indonesia
Penyakit ini juga menyebar hingga Indonesia. Kasus hepatitis misterius ini sampai memakan korban jiwa yaitu 3 orang anak yang menderita penyakit ini dengan gejala yang hampir sama.
Hal ini membuat pihak Kementerian Kesehatan bergerak cepat dan memberikan informasi mengenai penyebaran penyakit ini secara masif. Langkah ini harus dilakukan pencegahan demi kesehatan masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.
Berita Terkait
-
10 Gejala Hepatitis Akut yang Menyerang Anak-anak dan Cara Mencegahnya
-
Cegah Hepatitis Akut, IDAI Minta Orang Tua Perketat Prokes Anak
-
Ramai Hipotesis Hepatitis Misterius Terkait Vaksinasi COVID-19, Prof Zubairi Djoerban Buka Suara
-
PB IDI Meminta Seluruh Dokter dan Nakes Mewaspadai Gejala Hepatitis Akut
-
5 Fakta Hepatitis Akut yang Diduga Buat 3 Anak di Jakarta Meninggal Dunia
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia