Suara.com - Penelitian yang didanai oleh National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), bagian dari Institut Kesehatan Nasional, wanita yang mengalami komplikasi terkait tekanan darah tinggi selama kehamilan 63 persen berisiko mengembangkan penyakit kardiovaskular.
Sementara itu dilansir dari Nation World News, tekanan darah tinggi sebelumnya meningkatkan risiko kardiovaskular. Penelitian sekarang ini mengontrol faktor risiko bersama pra-kehamilan untuk jenis komplikasi dan penyakit kardiovaskular ini.
Para peneliti juga menemukan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, atau kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan meningkatkan risiko antara komplikasi kehamilan dan kejadian kardiovaskular di masa depan.
Temuan yang ditemukan dalam Journal of American College of Cardiology, hal ini dapat mendukung penyedia layanan kesehatan dalam mengembangkan strategi pencegahan dan pemantauan penyakit yang dipersonalisasi untuk wanita yang menderita hipertensi selama kehamilan.
Informasi tersebut juga dapat membantu menjembatani masalah yang sering terjadi setelah seorang wanita yang menjalani perawatan kebidanan dan melanjutkan atau memulai perawatan dengan penyedia lain.
Berdasarkan data kesehatan yang dibagikan oleh lebih dari 60.000 peserta dalam Nurses' Health Study II, penelitian ini merupakan salah satu tinjauan paling komprehensif yang mengevaluasi hubungan antara kejadian kardiovaskular pada wanita yang pernah mengalami preeklamsia atau hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional ditandai dengan peningkatan tekanan darah selama kehamilan. Preeklamsia adalah komplikasi yang lebih parah yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba.
Kenaikan tekanan darah ini bisa mempengaruhi organ dan berbahaya bagi ibu dan bayi. Kedua kondisi ini sering didiagnosis setelah 20 minggu kehamilan.
Analisis para peneliti menunjukkan bahwa skrining dan pemantauan dini di empat area yang ditargetkan, termasuk tekanan darah, kadar kolesterol dan glukosa, dan indeks massa tubuh bisa membantu mencegah masalah kardiovaskular ke depannya.
Baca Juga: Gara-Gara Infeksi Virus Corona Covid-19, Bon Jovi Tak Bisa Nyanyi selama 2 Minggu
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan