Suara.com - Meninggalnya Mama Dahlia, menorehkan luka dalam di hati Kiki Farrel. Kiki bahkan tidak pernah berhenti berjuang, mendukung sang ibu melawan keganasan kanker usus besar atau kanker kolorektal yang diidap sejak 2017 silam.
Perempuan yang dikenal publik lewat acara Supermama Selebconcert itu menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di TPU Pisangan, Kamis (12/5/2022).
Perlu diketahui, kanker usus besar seperti yang diderita ibunda Kiki Farrel, pada stadium awal tidak bergejala, sehingga sulit untuk dideteksi secara dini.
Itulah sebabnya setiap orang perlu mengetahui faktor risiko kanker usus besar, sehingga bisa menjalani pemeriksaan kolonoskopi, yaitu tindakan untuk melihat gangguan atau kelainan pada usus besar dan rektum.
Berikut ini 5 faktor risiko kanker usus besar yang perlu diwaspadai, mengutip Hello Sehat, Kamis (12/5/2022).
1. Sudah Berusia Lanjut
Usia jadi faktor risiko, karena umumnya sel kanker membutuhkan waktu bertahun-tahun menjadi sel abnormal.
Inilah sebabnya, kebanyakan orang yang alami sel kanker berusia di atas 50 tahun. Meskipun, beberapa di antaranya juga bisa memiliki penyakit ini di usia muda.
2. Ada Riwayat Polip atau Kanker Kolorektal
Pada beberapa orang, penyebab meningkatkan risiko kanker usus besar atau rektum adalah polip. Polip merupakan gumpalan kecil yang terbentuk di usus besar, rektum, maupun bagian tubuh lain.
Salah satu jenis polip, yakni polip adenomatosa berisiko tinggi berubah menjadi kanker jika ukurannya melebihi satu centimeter.
Baca Juga: Meninggal Dunia, Ibunda Kiki Farrel Bakal Dimakamkan di TPU Pisangan Siang Ini
Selain polip usus, risiko penyakit kanker ini juga cukup tinggi pada orang yang sebelumnya pernah memiliki kanker kolorektal, khususnya mereka yang berusia muda.
3. Ada Riwayat Diabetes
Dalam studi yang diterbitkan pada Diabetes Spectrum, diabetes jadi penyebab meningkatnya risiko kanker usus besar maupun rektum karena menyebabkan peradangan yang bisa merusak DNA sel.
Ini karena dipengaruhi oleh resistensi insulin yang terjadi dalam tubuh penderitanya.
4. Pernah Terinfeksi Radang Usus
Selain polip, penyebab tingginya risiko kanker yang menyerang usus besar atau rektum bisa juga berasal dari adanya peradangan di area tersebut.
Contohnya, penyakit kolitis ulserativa atau penyakit Crohn. Orang dengan dua kondisi ini, dalam jangka panjang akan mengalami displasia.
Displasia adalah istilah medis yang menggambarkan sel-sel di lapisan usus besar atau rektum terlihat tidak normal, namun belum bisa disebut kanker.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien