Suara.com - Penyakit hepatitis akut belakangan menjadi sorotan masyarakat lantaran banyaknya kasus yang menyerang anak-anak di dunia, termasuk di Indonesia. Apakah ada perbedaan gejala hepatitis akut pada anak dan dewasa?
Perlu diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kasus hepatitis akut sebagai kekadian yang luar biasa (KLB). Tak hanya usia anak, ternyata penyakit ini juga menyerang usia dewasa. Sehingga ada perbedaan gejala hepatitis akut pada anak dan dewasa.
Hepatitis adalah peradangan organ hati yang menyebabkan gangguan hati hingga menimbulkan komplikasi berbahaya jika tidak segera ditangani. Penyakit ini dibagi menjadi dua jenis antara lain yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis.
Hepatitis akut merupakan peradangan liver yang terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat. Infeksi virus menjadi penyebab utama terjangkitnya hepatitis akut. Namun pada umumnya juga disebabkan oleh adenovirus.
Hepatitis ini belakangan bayak menyerang usia anak-anak hingga dewasa. Namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.
Lantas banyak yang bertanya perbedaan gejala hepatitis akut pada anak dan dewasa? Simak ulasannya berikut ini.
Perbedaan Gejala Hepatitis Akut Pada Anak dan Dewasa
Dikutip dari laman hellosehat.com berikut ini gejala hepatitis akut yang sering menyerang orang dewasa:
- Kelelahan
- Mual
- Nafau makan menurun
- Rasa tidak nyaman hingga sakit pada perut akibat peradangan hati
- Urine yang keruh
- Penyakit kuning
- Mengalami gejala yang mirip flu
- Feses berwarna pucat
- Demam
- Nyeri otot dan sendi
- Penurunan berat badan tanpa sebab
Kemungkinan terdapat demam dan ruam yang tidak menetap lama selama tahap inkubasi, atau periode sebelum virus aktif menginvekai tubuh. Gatal-gatal mungkin tidak akan ditemukan pada awal periode, namun dapat menyerang jika penyakit kuning mulai berlanjut.
Baca Juga: Hepatitis Bisa Menular ke Orang Dewasa, Dinkes Kota Jogja: Biasanya Hanya Jadi Pembawa
Sementara gejala hepatitis aku pada anak yang banyak menyerang belakangan ini antara lain yaitu:
- Sakit perut
- Diare
- Muntah
- Tubuh menguning
- Gangguan pernapasan
Penyebab datangnya hepatitis misterius ini hingga kini masih terus diselidiki. Kasus telah terdeteksi di 20 negara diseluruh dunia dengan hampir sebanyak 300 anak mengalami dampaknya.
Sementara itu, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan setidaknya ada tiga anak di Jakarta meninggal diduga akibat terserang hepatitis akut. Dalam menangani kasus ini, kemnkes masih terus melakukan tahap investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap serta penyelidikan epidemiologi sebagai upaya untuk mengetahui lebih lanjut apa penyebab dari Hepatitis akut misterius tersebut.
Cara Mencegah Hepatitis Akut pada Anak dan Dewasa
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjangkitnya hepatitis akut pada anak dan dewasa:
- Rutin cuci tangan dengan sabun terutama setelah selesai beraktifitas
- Pastikan makanan yang akan dimakan dalam keadaan sudah benar-benar matang
- Jangan bergantian alat makan dan minum dengan orang lain
- Hindari kontak langsung dengan orang yang terjangkit hepatitis
Demikian tadi ulasan mengenai perbedaan gejala hepatitis akut pada anak dan dewasa. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menambah kewaspadaan Anda terhadap serangan penyakit misterius ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?