Suara.com - Selama ini, para ahli mengatakan bahwa penderita Covid-19 tanpa gejala atau asimtomatik sama berbahayanya dengan yang bergejala atau simtomatik.
Mereka mengkhawatirkan penderita asimtomatik menyebarkan Covid-19 secara diam-diam dan meningkatkan kasus.
Namun, sebuah tinjauan baru dari 130 penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dan bertentangan dengan dengan konsep penularan tanpa gejala.
Dalam studi yang terbit di jurnal kedokteran PLOS ONE, penderita Covid-19 tidak bergejala dua pertiga lebih kecil menularkan virus ke orang lain.
Telah ditemukan bahwa proporsi infeksi dari pasien tanpa gejala adalah 50 persen, atau bahkan lebih rendah. Ini membuktikan ketidakpastian penularan tanpa gejala, lapor The Health Site.
"Jika proporsi dan penularan infeksi tanpa gejala relatif rendah, penderita tanpa gejala harus memperhitungkan proporsi transmisi yang lebih kecil secara keseluruhan," kata peneliti Diana Buitrago-Garcia dari Universitas Bern, Swiss.
Sementara pada penelitian sebelumnya pada tahun 2021 oleh Claude P. Mueller dari Lancet Regional Health Europe mengatakan bahwa Asymptomatic Index Cases (AIC) memainkan peran penting dalam penularan dan penyebaran infeksi SARS-CoV-2.
Peneliti menemukan bahwa rata-rata AIC dilaporkan menginfeksi 0,6 kontak. Sedangkan Symptomatic Index Cases (SIC) menginfeksi 0,7 kontak.
Perbedaan antara keduanya menjadi tipis.
Baca Juga: Indonesia Terima 50 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Hibah dari Negara Maju Hingga Akhir Tahun 2022
Hasil lain berbeda setelah melakukan penelitian pada rumah tangga yang berbeda, AIC terbukti menyebabkan seperlima dari infeksi rumah tangga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?