Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bercerita tentang pengalamannya berbincang dengan Bos Moderna terkait pengembangan vaksin Covid-19 dan vaksin lainnya di dunia.
Kepada Menkes Budi, Direktur Utama Moderna itu mengatakan bagaimana pabrik vaksin baru tidak diperlukan hanya demi membuat satu jenis vaksin untuk penyakit tertentu. Semua bisa dilakukan dengan mengandalkan teknologi mRNA.
"Katanya saya bikin aja dengan pabrik vaksin mRNA, jadi saya bikin satu aja, jadi lebih murah," ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Cikarang, Bekasi beberapa waktu lalu.
Misalnya jika ingin vaksin Covid-19 dia pakai pabrik ini, mRNA-nya didesain di komputer dicampur sama lipid (kumpulan molekul) terus keluar. Nanti kalau bikin vaksin tuberkulosis pakai pabrik ini juga," tambahnya.
Menkes Budi menjelaskan, teknologi perkembangan vaksin sudah sangat maju, dan dibuktikan langsung saat ia berbincang dengan Dirut Moderna.
Teknologi terbaru itu berupa pembuatan vaksin berbasis vektor dan mRNA atau messenger ribonukleat acid, yakni teknologi terbaru yang memanfaatkan molekul tentu agar bisa diterima tubuh dan merangsang imunitas seseorang.
"Saya diajarin sama dia, satu sel manusia itu ada DNA atau RNA, dan mRNA bisa sampai 1.000 untuk satu sel. Sekarang kita hanya pakai satu mRNA dikasih lipid disuntikin, buat bangun antibodi yang spesifik untuk virus Covid-19," ungkapnya.
Bahkan kedepan, kata Menkes Budi, Moderna siap untuk kembali bertransformasi yaitu membuat vaksin dengan beragam strain. Misalnya untuk Covid-19, dibuat berdasarkan dua strain, yakni strain Wuhan dan strain Omicron.
"Kedepan saya sudah siap-siap 15 mRNA untuk satu lipid, jadi MRNA ada 15, ada Omicron, Wuhan, Bakteri TBC, virus lain, jadi sekali suntik dapat 15 antibodinya," tutur Menkes Budi menirukan perkataan Dirut Moderna.
Baca Juga: Bikin Pusat Tes Covid-19 Palsu, Pemuda 17 Tahun Berhasil Dapat Untung Rp 86,5 Miliar
Melihat pesatnya perkembangan vaksin dunia ini, membuat Menkes Budi ikut membandingkan kemampuan farmasi dalam negeri, khususnya Biofarma agar mau berinovasi menggunakan cara baru.
"Kalau bikin pabrik vaksin gaya Biofarma, dia bikin satu line pabrik sendiri habis Rp200 hingga Rp300 miliar, abis itu vaksin difteri dia bikin lagi Rp200 hingga Rp300 miliar, BCG bikin lagi dan seterusnya," pungkasnya.
Di sisi lain Menkes Budi selama beberapa bulan belakangan, sedang berkonsentrasi melakukan transformasi sistem ketahanan kesehatan Indonesia, agar jika kondisi seperti pandemi tiba-tiba terjadi, Indonesia tidak bergantung pada produk impor, baik itu vaksin, obat-obatan, alat kesehatan hingga tenaga kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis