Suara.com - Kelompok Kerja Bidang Kesehatan G20 akan menggelar Health Working Group (HWG-2) pertemuan kedua pada tanggal 6-7 Juni 2022 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Juru Bicara G20 Bidang Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pada pertemuan kedua ini, Kemenkes akan menginisiasi pembahasan terkait upaya pemimpin G20 dalam membangun sistem kesehatan global yang kuat dan tangguh dari ancaman bencana kesehatan di masa depan.
“Pertemuan kedua HWG akan menekankan aspek koordinasi, abilitas dan respon cepat terhadap perubahan situasi penyakit serta pembiayaan rencana mitigasi untuk menghadapi situasi pandemi global,” katanya dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Dalam helatan ini, para delegasi akan fokus pada 3 agenda yakni memobilisasi sumber daya keuangan untuk melakukan pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi (PPR) di masa depan, memobilisasi sumber daya kesehatan penting baik alat kesehatan esensial maupun diagnostik untuk pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi (PPR) serta optimalisasi pengawasan genomik dan penguatan mekanisme berbagai data yang terpercaya untuk memberikan insentif bagi penguatan kesehatan masyarakat global.
Selain itu, negara anggota G20 juga akan membahas mengenai mekanisme pembiayaan untuk PPR kedepannya. Dikatakan dr. Nadia, saat ini sudah ada beberapa inisiatif pembiayaan yang telah diinisiasi oleh World Bank dan WHO yakni joint finance dan health taskforce serta Financial Intermediary Fund (FIF).
Diharapkan, pada pertemuan kedua ini bisa menghasilkan satu tindakan kolektif global yang diperlukan untuk meningkatkan investasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperkuat kapasitas negara-negara berkembang melakukan pencegahan, kesiapsiagaan, respons pandemi berikutnya.
“Rekomendasi adanya financial intermediary fund, diharapkan menjadi salah satu output pada pertemuan HWG kedua di Lombok,” harap dr. Nadia.
Selain membahas 3 agenda prioritas ketahanan sistem kesehatan global, pada pertemuan kedua HWG juga akan melangsungkan side event terkait one health yang akan dilaksanakan pada tanggal 7-8 Juni 2022.
Gelaran side even One Health ini merupakan tindaklanjut dari Deklarasi Roma tahun 2021 yang menyatakan komitmen negara-negara G20 untuk meningkatkan implementasi pendekatan one health di tingkat nasional, regional dan global.
Baca Juga: 3.000 Jemaah Haji Dapat Gelang Khusus dari Kementerian Kesehatan, Apa Fungsinya?
Selain itu, melalui side even ini diharapkan menjadi sarana bagi negara anggota G20 untuk berbagi praktik baik dalam merealisasikan One Health sekaligus mengurangi kesenjangan antarnegara dalam melaksanakan One Health.
“Adanya side even ini diharapkan muncul satu policy brief untuk memperkuat implementasi One Health dalam meningkatkan strategi dan kapasitas PPR dalam menghadapi pandemi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang,” ungkap dr. Nadia.
Nantinya, policy brief ini diharapkan dapat diadopsi sebagai bagian dari pada deklarasi tingkat menteri atau bahkan sampai ke tingkat pimpinan negara G20 dalam rangkaian untuk memperkuat ketahanan kesehatan Global.
dr. Nadia mengingatkan bahwa tercapainya ketahanan sistem kesehatan global yang kuat dan sustain serta pemerataan akses kesehatan antarnegara membutuhkan koordinasi dan kolaborasi baik dari negara anggota G20.
Karenanya melalui pertemuan kedua HWG, Indonesia mengajak G20 untuk bersama-sama berkomitmen mencapai sistem kesehatan yang lebih permanen dan suplai kesehatan esensial yang lebih baik.
“Kita berharap, pada pertemuan kedua HWG para pemimpin G20 dapat bekerjasama untuk menciptakan arsitektur Kesehatan Global yang lebih inklusif, terkoordinasi dan responsif untuk mengakhiri pandemi COVID-19 maupun dalam menghadapi pandemi di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
-
Kronologi Dokter Ahli Jantung Anak Tak Bisa Layani Pasien BPJS Padahal Mengabdi 28 Tahun di RSCM
-
Data Mencengangkan: Kasus Campak di Indonesia Naik Drastis! Apa yang Terjadi?
-
Alarm Kemenkes! KLB Campak Ancam Radang Otak, Orang Tua Diminta Segera Lakukan Ini...
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online