Suara.com - Kasus Covid-19 di berbagai negara sudah mereda, tapi Organisasi Kesehatan Dunia WHO tak kunjung mencabut status pandemi dunia. Apa penyebabnya?
Menjawab hal ini, mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama menduga ada empat alasan status pandemi belum dicabut meski telah berlangsung lebih dari dua tahun lamanya.
"Hanya saja kita perlu ketahui bahwa sampai sekarang dunia masih dalam status pandemi, sebagaimana juga disampaikan Direktur Jenderal WHO pada acara pembukaan World Health Assembly 22 Mei 2022 di Jenewa," ujar Prof. Tjandra melalui keterangan yang diterima Suara.com, Selasa (7/6/2022).
Berikut ini empat alasan yang diduga menyebabkan dunia masih berstatus pandemi Covid-19:
1. Mayoritas Negara Masih Alami Lonjakan Kasus
Meski bergejala ringan, tapi kasus konfirmasi positif Covid-19 hingga akhir Mei 2022 masih ditemukan di hampir 70 negara, apalagi sesekali kasus konfirmasi alami berbagai peningkatan.
"Padahal kita tahu prinsip dasarnya, "no one is safe until everyone is safe", dan 70 adalah sekitar sepertiga dari jumlah negara di dunia," ungkap Prof. Tjandra.
2. Jumlah Tes Covid-19 Menurun
Lantaran sudah banyak yang tidak bergejala berat, hasilnya banyak orang enggan memeriksakan diri terkait Covid-19, yang membuat jumlah tes di dunia menurun sehingga lebih sulit melihat gambar epidemiologi yang sebenarnya.
"Ini juga perlu jadi perhatian kita di Indonesia, jumlah test tetap harus terjaga. Seperti saya sampaikan sebelumnya, saya lihat di New York di mana-mana ada tenda-tenda tempat orang bisa test Covid-19, tanpa bayar pula," imbuh Prof. Tjandra.
3. Adanya Kekhawatiran Varian Baru
Ini karena virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19 perilakunya kerap tidak terduga, sehingga belum diketahui bagaimana perkembangan dan mutasi virus di kemudian hari.
Baca Juga: Dokter Lois Owien Dulu Sempat Viral Tak Percaya Covid-19, Kini Dikabarkan Meninggal Karena Kanker
"Kita tahu setidaknya ada 3 skenario varian baru, base, best dan worse," jelas mantan Kepala Badan Penelitian Kesehatan (Balitbangkes) itu.
4. Vaksinasi Belum Cukup
Prof. Tjandra mendapatkan data bahwa hingga Mei 2022, ada 57 negara yang sudah memvaksinasi 70 persen atau lebih penduduknya, semua adalah negara dengan penghasilan tinggi.
"Angka 70 persen dihitung berdasar jumlah total penduduk, bukan berdasar target, sehingga Indonesia pun kalau jumlah yang divaksin dibagi jumlah penduduk maka angkanya masih di bawah 70 persen, walau kalau dibagi dengan angka target maka memang sudah di atas 70 persen," tutup Prof. Yoga.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan