Suara.com - Pemanfaatan teknologi kedokteran menjadi salah satu cara memaksimalkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Diungkapkan oleh mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2015-2018, Prof Ilham Oetama Marsis, mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi kedokteran, dalam hal ini perangkat medis berteknologi tinggi, masih timpang jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Jika membandingkan dengan kemampuan Singapura, kata Marsis, Indonesia masih tertinggal dalam kompetensi dokter di bidang teknologi robotik, teknologi nano, genetic engineering dan lainnya.
Jika dilihat dari peringkat universitas di dunia pada 2022, peringkat tertinggi di Asean adalah National University of Singapore di ranking 11, Universitas Malaysia ranking 65, Universitas Indonesia (UI) ranking 254 dan Universitas Gadjah Mada (UGM) ranking 290 dari total 1.300 universitas.
"Belum termasuk peringkat yang diberikan Forum MEA yang menempatkan sistem pelayanan kedokteran di Indonesia di tempat yang sangat terbelakang sekali. Untuk peringkat UI di tataran MEA berada di nomor 1.618 dan UGM 1.955," katanya, dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Badan Legislatif DPR RI tentang RUU Pendidikan Kedokteran.
Ia mengatakan di sejumlah negara barat telah terjadi perubahan konsep pendidikan kedokteran, terutama pada masa pandemi COVID-19 dari traditional clerkship menjadi virtual clerkship.
"Negara-negara barat telah melakukan konversi pendidikan dengan memprioritaskan teknologi tinggi, tapi ini memerlukan telehealth dan telemedicine. Indonesia sampai saat ini baru mampu menerapkan bedah telemedisin dengan kemampuan komunikasi dua arah," katanya.
Sebagai contoh di Indonesia, kata Marsis, pemanfaatan robotik untuk keperluan bedah medis, baru dilakukan pada satu rumah sakit, yaitu RS Bunda dengan keterbatasan koneksi teknologi 2.5. "Sementara di Amerika Serikat, Jepang dan negara di Eropa sudah menggunakan teknologi 5.0," katanya.
Dengan mengadopsi teknologi 5.0, robot bedah dapat dikendalikan dari jarak 1.250 kilometer dari lokasi operator, kata Marsis menambahkan.
Baca Juga: Hanya Punya Satu Tangan, Lelaki Ini Buat Tangan Palsu Robotik dari Plastik
"Ini suatu kemajuan di bidang kedokteran yang namanya pembedahan pada janin di dalam kandungan. Kita bisa mengoreksi kelainan dalam kandungan, sehingga bayi dilahirkan dengan bayi yang telah terkoreksi menggunakan robotik," katanya.
Marsis berharap RUU Pendidikan Kedokteran dapat mengakomodasi kebutuhan payung hukum bagi pemenuhan kompetensi kedokteran di bidang teknologi tinggi.
"Diperlukan undang-undang baru dalam sistem transformasi kedokteran di sisi pelayanan kesehatan berbasis teknologi digital," katanya. [ANTARA]
Tag
Berita Terkait
-
Terobosan Kesehatan! Bangladesh Resmikan Pusat Rehabilitasi Robotik Pertama, Didukung China
-
Robotic Orthopedic Surgical Assistant Hadirkan Tingkat Akurasi Tinggi untuk Perencanaan Operasi
-
Siswa MAN 4 Jakarta, Choky Fii Ramadhani dkk Raih Dua Medali pada Ajang IYRC 2025 di Korea Selatan
-
Di Depan Presiden Prabowo, Robot Polisi Mogok dan Sempat Oleng Keluar Barisan
-
MediaTek Tampilkan Peran Krusial AI Robotik di COMPUTEX 2025
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern