Suara.com - Kabar seorang siswa MTS di Sulawesi Utara yang meninggal dunia akibat dirundung atau dibully teman-temannya di sekolah, mengagetkan banyak pihak.
Keberadaan kasus tersebut menunjukkan kalau perilaku bully atau perundungan masih ada dan terjadi di institusi pendidikan.
Perilaku merundung bisa bermula dari hal sepele. Namun jika dibiarkan, hal tersebut bisa menjadi kebiasaan yang bisa mengancam kesehatan mental anak bahkan bisa berujung pada kematian.
Bagaimana dampak bullying dan apakah penyebabnya? Berikut ulasannya:
Pengertian bully dan dampaknya bagi anak
Menyadur dari The Asian Parent, bully merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang tujuannya untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain.
Tindakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan tujuannya membuat korban tidak berdaya dan menderita.
Bullying atau perundungan bisa memberikan dampak jangka panjang maupun jangka pendek. Dan dampak tersebut tak hanya dirasakan oleh korbannya, tapi juga oleh pelakunya.
Dampak terhadap korban bullying:
Baca Juga: 5 Fakta Siswa MTS Dibully, Diikat dan Dianiaya Ramai-ramai sampai Nyawa Melayang
- Mengalami gangguan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, merasa sedih dan kesepian
- Syok
- Takut jika berpapasan dengan pelaku
- Perubahan pola tidur dan makan
- Berkurangnya ketertarikan pada hobi atau aktivitas yang disenangi
- Masalah kesehatan
- Menurunnya performa akademis
- Menutup diri dari pergaulan
- Depresi
- Bunuh diri
Dampak terhadap pelaku bullying:
- Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
- Rentan berkelahi dan merusak barang
- Beresiko melakukan seks di usia muda
- Melakukan tindakan kekerasan
Lalu apakah penyebab bullying? Psikolog RS Pondok Indah, Jene Cindy Linardi M.Psi, CGA mengatakan, setidaknya ada empat faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya bullying, di antaranya ada faktor keluarga, sekolah, pertemanan dan tontotan anak.
Berikut adalah faktor-faktor penyebab bullying:
1. Keluarga
Salah satu yang menyebabkan anak melakukan bully adalah faktor keluarga. Dalam hal ini perilaku bully tersebut ditunjukkan oleh anggota keluarga seperti seorang ibu yang melakukan kekerasan fisik kepada anggota keluarga lainnya.
Selanjutnya adalah orang tua yang kerap melakukan kekerasan verbal seperti komunikasi kasar, penuh makian kepada anak.
Selain kedua faktor tersebut, suasana rumah juga bisa memengaruhi keadaan mental seorang anak. Jika suasana dalam rumah tidak terjadi konflik, agresi atau permusuhan, maka perilaku bully yang tumbuh dalam keluarga bisa dicegah.
2. Sekolah
Sekolah juga bisa menjadi faktor pemicu terjadinya bullying. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pihak sekolah kerap mengabaikan tindakan bullying, kurang ketegasan dan minimnya konsekuensi atas tindakan bullying.
Jika hal itu terus terjadi, pelaku tidak akan jera dan berani mengulangi melakukan tindakannya
3. Pertemanan
Membuktikan diri ingin terlihat kuat dihadapan teman-teman bisa membuat anak melakukan tindak penindasan.
4. Tontonan anak
Lebih dari 50 persen anak meniru dari apa yang mereka tonton dari tanyangan televisi atau film.
Mereka meniru ucapan dalam dialog film ataupun gerakan-gerakan dalam fim yang mereka tonton, termasuk adegan kekerasan. Hal ini bisa memicu munculnya perilaku bullying pada anak.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Tag
Berita Terkait
-
5 Fakta Siswa MTS Dibully, Diikat dan Dianiaya Ramai-ramai sampai Nyawa Melayang
-
5 Fakta Siswa MTs di Kotamobagu Tewas Diduga Di-bully Teman, Publik: Semoga Ada Keadilan
-
Innalillahi! Siswa MTS Korban Bullying Hembuskan Nafas Terakhir, Diduga Dianiaya 9 Teman Saat Akan Salat
-
Dibully Netizen Karena Gagal Jadi Anak Mantu Presiden Jokowi, Nadya Arifta Beri Respon Berkelas
-
Tiara Andini Dibully Satu Angkatan gegara Terlalu Cantik: Emang Gue Cantik!
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!