Suara.com - Epilepsi atau yang juga dikenal dengan istilah ayan adalah penyakit kronis yang memiliki ciri khas berupa kejang kambuhan yang seringnya muncul tanpa pencetus. Lalu apa saja penyebab epilepsi?
Penyakit ini terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan kejang atau terkadang hilang kesadaran. Apakah penyebab epilepsi pada anak maupun orang dewasa itu sama? Lalu samakah gejala kejang dengan epilepsi?
Perbedaan Kejang dan Epilepsi
Kejang berbeda dengan penyakit epilepsi, di mana kejang memang gejala utama dari penyakit epilepsi. Namun, tidak semua orang yang mengalami kejang menderita epilepsi.
Pada umumnya, seseorang tidak dianggap mengidap epilepsi jika ia tidak pernah mengalami dua kali kejang atau lebih dalam waktu 24 jam kejang tanpa alasan jelas. Namun pada pengidap epilepsi, kejang bisa saja terjadi lebih dari sekali alias berulang di waktu yang sama atau di waktu berbeda.
Bahkan, pada beberapa kasus, epilepsi bisa menyebabkan kejang di saat tidur, di mana kemungkinan besar ini terjadi karena adanya perubahan fase tubuh dari bangun ke tidur yang memicu aktivitas tidak normal di otak.
Selain itu, perbedaan kejang dengan epilepsi juga bisa dilihat dari penyebabnya, di mana kejang biasa terjadi akibat sel-sel saraf bekerja lebih cepat dan dengan kontrol yang kurang dari biasanya. Sementara epilepsi terjadi ketika ada gangguan pada otak.
Penyebab Epilepsi pada Anak-anak maupun Orang Dewasa
Setidaknya satu kali seumur hidup seseorang mungkin pernah mengalami kejang. Namun apabila kejang terus-menerus terjadi, bisa jadi ini adalah gejala epilepsi.
Baca Juga: Obat yang Biasa Digunakan Ibu Hamil untuk Kecemasan Bisa Meningkatkan Risiko Cacat pada Bayi
Penyebab epilepsi ini sebenarnya tidak diketahui secara pasti. Hanya saja, hasil pemeriksaan pada otak menunjukkan adanya aktivitas kelistrikan abnormal di otak saat kejang terjadi.
Ada beberapa faktor dan kondisi yang dapat menyebabkan aktivitas tidak normal di otak yang mungkin juga menjadi penyebab epilepsi pada anak-anak maupun orang dewasa, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Faktor genetik
Meskipun jarang, namun mutasi gen yang diwariskan dari orang tua bisa menyebabkan epilepsi pada keturunannya. Itu artinya, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit epilepsi, maka akan memiliki kemungkinan terkena penyakit yang sama.
2. Cedera pada kepala
Kejang yang menjadi salah satu gejala khas dari penyakit epilepsi bisa terjadi akibat adanya aktivitas abnormal di otak. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya cedera di kepala, yaitu lokasi otak Anda berada, bisa menjadi penyebab dari penyakit epilepsi.
Berita Terkait
-
Obat yang Biasa Digunakan Ibu Hamil untuk Kecemasan Bisa Meningkatkan Risiko Cacat pada Bayi
-
Kronologis Pasien Covid-19 yang Tewas Mengenaskan di Pagar RSUD Kota Bekasi: Punya Riwayat Epilepsi
-
Epilepsi Kambuh, AT Tewas Tercebur Sungai di Jembatan Gantung Cengkareng
-
Terungkap, Penyebab Kecelakaan Mengerikan, Polisi Sebut ASN Kabupaten Bogor Tabrak Lima Kendaraan Gegara Penyakit Kambuh
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif