Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kasus Covid-19 tengah meningkat lagi di 110 negara. Ia menyebut bahwa peningkatan itu didorong terutama oleh dua sub-varian Omicron yang menyebar cepat.
Awal pekan ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 yang menyebar cepat bersama-sama diperkirakan merupakan setengah dari kasus virus corona di Amerika Serikat.
Hingga 25 Juni, BA.5 merupakan 36,6 persen dari total kasus virus corona di AS sementara BA.4 menyumbang 15,7 persen, bersama-sama menyumbang sekitar 52 persen dari kasus baru di AS.
"Pada Covid-19, didorong oleh BA.4 dan BA.5 di banyak tempat, kasus meningkat di 110 negara, menyebabkan kasus global secara keseluruhan meningkat 20 persen dan kematian telah meningkat di tiga dari enam wilayah WHO bahkan karena angka global tetap relatif stabil," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dia menambahkan, "Pandemi berubah tetapi belum berakhir. Kami telah membuat kemajuan tetapi belum berakhir."
Menurutnya, kemampuan untuk melacak virus 'di bawah ancaman' karena pelaporan dan urutan genom menurun, sehingga lebih sulit untuk melacak Omicron dan menganalisis varian yang muncul di masa depan.
Mengutip keprihatinannya atas lambatnya vaksinasi di negara-negara berpenghasilan rendah, dia berkata, "Kami mendekati titik tengah tahun, yang merupakan titik di mana WHO telah meminta semua negara untuk memvaksinasi setidaknya 70 persen dari populasi mereka."
Dalam 18 bulan terakhir, lebih dari 12 miliar vaksin telah didistribusikan di seluruh dunia dan 75 persen pekerja kesehatan dunia dan di atas 60-an sekarang telah divaksinasi. Lancet memperkirakan bahwa 20 juta nyawa telah diselamatkan karena vaksin.
“Di sisi lain, ratusan juta orang, termasuk puluhan juta petugas kesehatan dan orang tua di negara-negara berpenghasilan rendah tetap tidak divaksinasi, yang berarti mereka lebih rentan terhadap gelombang virus di masa depan,” kata kepala WHO.
Baca Juga: Positif Covid-19, Konser NCT di Singapura Diadakan Tanpa Yuta
“Dengan hanya 58 negara yang mencapai target 70 persen, beberapa negara mengatakan tidak mungkin bagi negara berpenghasilan rendah untuk mencapainya,” katanya.
Ghebreyesus mencontohkan Rwanda di mana tingkat vaksinasi dosis kedua sekarang di atas 65 persen dan masih terus meningkat. Kepala WHO menggarisbawahi bahwa penting untuk menjaga kelompok yang paling berisiko tetap up to date dengan vaksinasi.
Di bidang penelitian dan pengembangan, Ghebreyesus mengatakan sangat penting bahwa ada dana untuk vaksin generasi kedua serta tes dan perawatan.
“Sementara mengasah vaksin ke varian virus yang berkembang masuk akal, saya khawatir bahwa laju mutasi berarti dunia terus mengejar ketinggalan. Membangun vaksin yang ada yang membatasi keparahan dan mencegah kematian, mengembangkan vaksin generasi kedua yang menghentikan – atau di infeksi yang paling rendah – akan menjadi langkah maju yang besar,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak
-
Diabetes Makin Umum di Usia Muda, Begini Cara Sederhana Kendalikan Gula Darah
-
VELYS Robotic-Assisted: Rahasia Pemulihan Pasca Operasi Lutut Hanya dalam Hitungan Jam?
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Kota Paling Bersih dan Sehat di Indonesia? Kemenkes Umumkan Penerimanya Tahun Ini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit