Suara.com - Faktor risiko kardiovaskular sudah dapat dideteksi pada masa anak dan remaja. Hal itu dikatakan oleh Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Profesor Sukman Tulus Putra.
Ia mengatakan, proses pathogenesis aterosklerosis yang menjadi awal masalah kardiovaskular telah terjadi sejak usia-usia tersebut.
Oleh karena itu, kata Profesor Sukman, deteksi faktor risiko kardiovaskular secara individual dan intervensi pada masa anak dan remaja, merupakan strategi yang sangat penting untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular atau PKV pada usia dewasa.
Ia juga menyebut meski belum ada penelitian epidemiologis yang menyeluruh di Indonesia, namun beberapa penelitian pada anak sekolah menunjukkan tingginya faktor risiko kardiovaskular.
Identifikasi dan intervensi terhadap faktor-faktor tersebut bisa menjadi upaya mencegah dan menurunkan kejadian PKV termasuk penyakit jantung koroner.
Lebih lanjut, ia menyebutb terdapat tiga fokus utama yang dapat mencegah faktor risiko kardiovaskular pada anak dan remaja dari aspek promosi kesehatan yakni: nutrisi, aktivitas fisik, dan paparan tembakau (rokok).
Nutrisi sejak bayi bisa berupa pemberian ASI eksklusif dari lahir sampai usia 6 bulan. Dikatakan, anak yang diberi ASI eksklusif mempunyai ketebalan tunika intima media arteri karotis lebih tipis dan berbeda dengan bayi yang diberi minum susu formula atau ASI kurang dari empat bulan.
Hal ini membuktikan bahwa nutrisi yang baik anak sejak usia dini dapat mengurangi risiko terjadinya PKV akibat aterosklerosis di kemudian hari.
Sementara itu, aktivitas anak yang kurang gerak (sedentary lifestyle) dan paparan terhadap tembakau yang berlebihan telah banyak dibuktikan dapat meningkatkan risiko PKV khususnya penyakit jantung koroner yang saat ini menjadi penyebab kematian utama tertinggi di Indonesia.
Baca Juga: Begini Cara Diagnosis Pembengkakan Jantung, Kondisi yang Menyebabkan Dicky Topan Meninggal
"Deteksi faktor risiko kardiovaskular melalui uji tapis pada usia anak dan remaja dan strategi untuk melakukan intervensi merupakan kunci utama dalam menurunkan angka kejadian PKV di usia dewasa dan lanjut," kata Profesor Sukman dikutip dari siaran pers, Senin (11/7/2022).
Ia menyebut, masih tingginya angka kematian akibat PKV di Indonesia saat ini mungkin terjadi akibat minimnya kesadaran untuk mendeteksi dan mengintervensi faktor risiko kardiovaskular sejak usia dini dan remaja pada sekitar 90 juta anak Indonesia.
"Sehingga diperlukan strategi dan langkah yang kongkrit dengan melibatkan semua sektor terkait dari sektor kesehatan, pendidikan, organisasi profesi dan masyarakat itu sendiri," pungkas ketua Purna Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!