Suara.com - Sebagian besar periode menstruasi berlangsung antara tiga hingga 8 hari dan rata-rata akan berlanjut selama lima hari, dengan pendarahan paling berat pada dua hari pertama.
Sementara panjang siklus berbeda pada masing-maing orang dan sebagian darah akan keluar antara lima hingga 12 sendok teh darah. Namun, beberapa lebih banyak dari ini.
Dilansir The Sun, ada beberapa red flag yang bisa jadi menunjukkan kondisi tertentu, yakni:
1. Dismenore
Ada dua alasan menstruasi terasa sangat menyakitkan atau mengalami dismenore, yaitu:
- Kram dan nyeri disebabkan oleh kontraksi sangat kuat di rahim, menyebabkan area rahim tidak mendapatkan aliran darah yang cukup untuk waktu singkat.
- Rasa sakit disebabkan oleh penyakit lain, bukan hanya kontraksi yang sangat intens, seperti endometriosis, adenomiosis, atau fibroid.
Untuk dismenore primer, olahraga dan mandi air hangat dapat meredakannya, atau minum obat anti-peradangan.
2. Amenore
Mirip dengan dismenore, ada dua jenis amenore, antara lain:
- Ketika seseorang tidak pernah mengalami menstruasi pada usia 15 tahun, atau belum mengalami menstruasi dan menunjukkan tanda perkembangan seksual secara fisik, seperti tumbuh payudara atau rambut pubis pada usia 13 tahun
- Mengalami menstruasi hanya beberapa kali dalam beberapa bulan
Misalnya, bila pernah mengalami menstruasi teratur, lalu pada haid berikutnya hanya mengalami satu kali dalam tiga bulan, atau menstruasi tidak teratur, kemudian tidak mengalami haid dalam enam bulan.
Baca Juga: 4 Mitos Mengenai Menstruasi, Benarkah Makan Mentimun Memperlambat Siklus Haid?
"Temui dokter untuk mengetahui alasannya," kata dokter kandungan Bella Todd.
Penyebab kondisi ini bisa karena penambahan atau penurunan berat badan, olahraga berlebih, stres berlebih, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan masalah hormon.
3. Fibroid
Fibroid adalah pertumbuhan otot non-kanker yang berkembang di dalam dinding rahim.
Todd mengatakan fibroid dapat tumbuh di berbagai lapisan dinding rahim, dan ukurannya bisa sangat kecil (seperti kacang polong). Tetapi ada juga yang besar (bahkan seukuran melon).
"Karena hormon wanita merangsang fibroid untuk tumbuh, mereka umum terjadi selama tahun-tahun reproduksi ketika hormon-hormon ini lebih tinggi, terutama di tahun-tahun sebelum menopause," kata Todd.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online