Suara.com - Anak-anak sudah mulai kembali ke sekolah! Ketika melakukan pembelajaran tatap muka, mereka akan membawa buku pelajaran ke sekolah.
Jika dalam satu hari diisi tiga mata pelajaran berbeda, maka mereka akan membawa buku pelajaran yang banyak di dalam tas. Padahal kebiasaan membawa tas terlalu berat dapat memberikan dampak tidak baik bagi anak.
Melansir laman The Cable Lifestyle, berdasarkan spesifikasi American Academy of Pediatrics (AAP), tas yang anak gunakan seharusnya tidak boleh memiliki muatan 10-20 persen dari berat badannya.
Seorang Terapi Fisik Profesional dan Direktur Klinis regional New York, Jaime Quinn mengatakan, menggunakan tas yang berat dapat menyebabkan rasa tegang yang berlebihan pada leher, punggung, serta bahu.
Tidak hanya itu, berikut beberapa dampak yang ditimbulkan dari menggunakan tas yang terlalu berat pada anak!
Sakit punggung kronis
Tas yang berat dapat menimbulkan sakit punggung kronis pada anak. Tidak hanya itu, rasa sakit juga kerap kali dirasakan pada leher dan bahu sehingga membuat tidak nyaman. Apalagi, jika tali tas terlalu tipis, hal tersebut akan menekan punggung anak.
Postur tubuh yang buruk
Membawa tas yang terlalu berat juga dapat memengaruhi postur tubuh. Anak yang membawa tas terlalu berat akan membuat mereka cenderung mencondongkan tubuh ke depan. Hal tersebut akan membuat postur tubuhnya menjadi bungkuk.
Hilangnya sensasi (mati rasa)
Tas yang terlalu berat dapat membuat sirkulasi menjadi terhalang. Hal ini akan membuat anak tersebut kehilangan sensasi pada tubuhnya. Tas yang terlalu berat tersebut juga menimbulkan rasa kebas dan kesemutan yang tidak nyaman.
Untuk menghindari hal tersebut oroang tua dapat melakukan berbagai hal untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat membawa beban ynag terlalu berat. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.
Baca Juga: Nasib 3.500 Guru Honorer di Palembang: Kembali Dijanjikan Diangkat P3K
- Pilih tas dengan tali yang lebar.
- Usahakan tas memiliki bagian punggung yang empuk sehingga tidak menyakiti anak.
- Beli tas yang sudah ringan sehingga tidak menambah berat beban kepada anak.
- Dorong anak untuk menggunakan sabuk pinggang ransel. Hal ini membantu distribusi berat badan.
- Beritahu anak untuk melepaskan tas tersebut setelah sampai di sekolah.
- Bisa simpan buku atau barang di sekolah atau loker jika tersedia agar beban yang dibawa tidak terlalu berat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining