Suara.com - Viral obat tidur untuk pemerkosaan dijual online di E-Commerce Lazada memicu kekhawatiran banyak pihak. Ini karena obat ini bisa membuat korban tidak sadar dan tertidur dengan cepat.
Lalu banyak juga yang bertanya, bisakah perempuan korban pemerkosaan karena obat tidur tetap hamil? Jawabannya, tetap bisa.
Hal ini dikonfirmasi langsung Dokter Spesialis Kandungan, Dr.dr.Ivan Rizal Sini, MD, SpOG yang mengatakan obat fungsional seperti obat tidur umumnya tidak akan mempengaruhi organ reproduksi perempuan.
"Itu kan kalau dilihat, sebenarnya penggunaan obat tidur itu tidak ada hubungannya dengan fungsi organ reproduksi," ujar Dr. Ivan kepada suara.com dalam acara Penerimaan Rekor MURI Morula, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022).
Ahli bedah kandungan yang juga CEO Morula Indonesia menjelaskan, saat perempuan tertidur organ reproduksi tetap akan berfungsi dan bekerja.
Tapi ia mengingatkan, obat tidur tidak bisa sembarangan dikonsumsi karena termasuk dalam kategori obat keras, yang digunakan harus sesuai indikasi.
"Jadi kalau orang yang dalam keadaan tidur pun fungsi reproduksi tetap berjalan. Jadi kalau ditanya masih mungkin hamil, ya masih, kan artinya dalam hal ini penggunaan obat itu ada guna dan harus dengan indikasi," sambungnya.
Sementara itu mengutip Hello Sehat, bila obat tidur dikonsumsi tidak sesuai dosis dan digunakan dalam jangka panjang, bisa menyebabkan berbagai efek samping yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Peningkatan Risiko Kematian dan Kecelakaan
Baca Juga: Tak Hanya Pemerkosaan, Ini Bentuk Lain Kejahatan Seksual Pada Anak
Jika mengonsumsi obat ini lebih dari rekomendasi dosis, akan menimbulkan tekanan pada sistem pernapasan sehingga menimbulkan risiko kematian. Ini adalah efek obat yang paling berbahaya.
2. Timbul Gangguan Tidur
Efek obat untuk tidur lainnya adalah menimbulkan berbagai gangguan tidur, seperti mengigau, atau tidur sambil berjalan. Bukannya mengatasi insomnia, penggunaan obat ini yang tidak tepat malah bisa memperburuk kualitas tidur.
3. Hilang Keseimbangan
Efek samping lainnya adalah menumpulkan sensor sistem saraf pada kaki. Padahal kaki berfungsi penting untuk menopang tubuh dan menjaga tubuh tetap seimbang.
Berita Terkait
-
Anak Usia 10 Tahun Korban Perkosaan di AS Terpaksa Gugurkan Kandungan di Wilayah Lain
-
Ngeri! Tersedia di E-commerce, Obat Tidur Banyak Dicari untuk Tujuan Memperkosa, Testimoni Pengguna Menjijikkan
-
Ayah Tiri Terduga Pemerkosa Anak Yatim Viral, Warganet Ungkap Kasus Tak Ada Kejelasan, Pelaku Masih Leyeh-leyeh
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?